Doktrin lama hanya menyatakan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir ketika negara terancam.
Sebelumnya, Putin memperingatkan AS dan sekutu NATO-nya bahwa setiap penggunaan senjata jarak jauh mereka, yang dipasok untuk Ukraina dan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia, berarti NATO dan Rusia sedang berperang.
Awalnya, AS tidak mengizinkan Ukraina menggunakan senjatanya untuk menyerang wilayah Rusia.
Namun, pendirian AS mulai goyah setelah ribuan tentara Korea Utara dilaporkan bergabung dalam pertempuran bersama militer Rusia.
Keterlibatan Korea Utara membuat pemerintahan Biden melonggarkan aturan pada sistem rudal yang telah dipasoknya kepada sekutunya.
AS lantas mengizinkan penggunaan sistem rudal jarak jauh ATACMS untuk serangan terbatas di wilayah perbatasan Kursk Rusia.
Perubahan tersebut menuai kecaman dari Kremlin.
Peskov mengatakan pada hari Senin (18/11/2024) bahwa AS sedang menyiramkan "minyak ke api" dan memprovokasi peningkatan ketegangan lebih lanjut di sekitar konflik ini.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)