Serangan rudal Oreshnik pada Kamis, yang tampaknya menargetkan pabrik manufaktur kedirgantaraan di kota Dnipro, Ukraina tengah, memicu kecaman langsung dari sekutu Kiev.
Peristiwa ini juga mengejutkan penduduk Dnipro, yang telah menjadi sasaran pemboman rutin Rusia selama invasi atau dalam diksi Rusia, Operasi Militer Khusus.
Yan Valetov, seorang penulis dari daerah tersebut, mengatakan ia mendengar "raungan yang sangat kuat" dan "serangkaian ledakan".
Atap ruang ketel yang memasok pemanas ke pusat rehabilitasi runtuh seluruhnya akibat gelombang ledakan, sementara puing-puing dan genteng berserakan di bawah kaki.
Pekerja ruang ketel Oleksandr Parkhomenko, 63, mengatakan ia merasa lega rudal itu hanya menimbulkan sedikit korban, tetapi khawatir tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
"Apa pun bisa terjadi," katanya.
Di jalan-jalan Moskow, para pendukung Presiden Vladimir Putin menyuarakan keyakinannya atas kemenangan Rusia.
"Rusia akan mengatasi segalanya... Tidak ada yang bisa mengalahkannya," kata Alexei Peshcherkin, seorang tukang ledeng berusia 57 tahun.
Namun Yulia Kim, seorang dokter berusia 52 tahun, berkata: "Saya khawatir perang nuklir akan dimulai".
(oln/ndtv/afp/*)