Beberapa sumber mengindikasikan bahwa rudal itu diluncurkan dari lokasi uji Kapustin Yar di wilayah Astrakhan, Rusia.
Jika memang demikian, jangkauan rudal pada peluncuran ini adalah sekitar 800 hingga 850 km.
Vladimir Putin menyebut Oreshnik sebagai rudal jarak menengah. Jangkauan rudal tersebut biasanya berkisar antara 1.000 hingga 5.500 km, tetapi ini hanyalah angka resmi dan ada kemungkinan rudal tersebut dapat ditembakkan dalam jarak yang lebih pendek.
Di mana rudal itu dibuat?
Kemungkinan besar, Oreshnik yang disebutkan Putin dikembangkan oleh Institut Teknologi Termal Moskow (MIT).
Di Rusia, ada dua entitas yang mengembangkan rudal balistik kelas ini: Pusat Roket Makeyev dan MIT.
Yang pertama berfokus pada rudal berbahan bakar cair, yang diluncurkan dari silo, berat, dan memiliki jangkauan yang sangat jauh. Misalnya, jangkauan rudal Sarmat yang diklaim mencapai 18.000 km.
Institut Teknologi Termal Moskow mengkhususkan diri dalam menciptakan rudal yang lebih kecil dengan mesin berbahan bakar padat yang diluncurkan dari peluncur bergerak.
Rudal ini lebih ringan, memiliki hulu ledak lebih kecil, dan jarak tempuhnya lebih pendek. Misalnya, rudal Yars memiliki jangkauan 12.000 km.
Rudal yang serupa dengan yang menghantam Dnipro kemungkinan besar dikembangkan oleh MIT.
Mereka telah membuat rudal serupa sebelumnya, seperti rudal RSD-10 Pioneer, yang beroperasi mulai 1970-an hingga Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) mulai berlaku pada 1988.
Pada saat itu, semua rudal dan peluncur jarak menengah dan pendek di Uni Soviet dan AS dihancurkan, dan kedua pihak sepakat untuk tidak memproduksi, menguji, atau menyebarkan rudal tersebut di masa mendatang.
Kapan rudal itu dibuat?
Perjanjian INF antara AS dan Rusia berakhir pada 2019, sehingga pengembangan rudal semacam itu—setidaknya dalam hal penerapan praktis—baru dapat dimulai setelah tanggal tersebut.
Saat itu, Menteri Pertahanan Sergey Shoigu mengumumkan bahwa Rusia bermaksud membuat sistem rudal darat jarak menengah pada tahun 2020.