Sekitar pukul 5 sore, saat persiapan untuk upacara terakhirnya sedang berlangsung di krematorium, mereka yang hadir terkejut melihat pergerakan di tubuhnya.
Menyadari bahwa ia masih hidup, mereka segera membawanya kembali ke Rumah Sakit BDK. Dari sana, ia dirujuk ke Rumah Sakit SMS di Jaipur untuk perawatan lanjutan.
Meskipun telah dilakukan berbagai upaya medis, Rohitash meninggal dunia 12 jam kemudian.
Setelah kejadian tersebut, pemerintah daerah menangguhkan tiga dokter dari Rumah Sakit BDK, dengan alasan kelalaian berat.
Mereka adalah Dr. Yogesh Kumar Jakhar yang merupakan orang pertama yang melihat pasien dalam keadaan darurat dan orang yang menyatakannya meninggal.
Dr. Yogesh Kumar Jakhar ditugaskan sebagai Petugas Medis (Kedokteran), di Pusat Kesehatan Masyarakat, Mandrela. Saat ini, ia bertugas di Rumah Sakit BDK, Jhunjhunu.
Dokter lainnya adalah Dr. Navneet Meel yang menyelesaikan formalitas otopsi pasien saat ia masih hidup.
Terungkap bahwa Dr. Meel melakukan otopsi atas pengaduan dari Kepolisian Bagad dan setelah itu Rohitash diserahkan kepada anggota komite dan dinyatakan meninggal.
Dokter ketiga dalam insiden tersebut adalah Dr. Sandeep Pachar yang merupakan PMO dan dokter spesialis kulit dari Rumah Sakit BDK. Sumber mengatakan ia menyembunyikan masalah tersebut hingga larut malam.
Kolektor Distrik menyebut kasus ini sebagai kesalahan serius dalam penilaian medis dan memerintahkan penyelidikan untuk memahami bagaimana kesalahan seperti itu bisa terjadi.
Yang menambah kontroversi, protes meletus pada hari Jumat setelah para dokter yang diskors dipindahkan ke Barmer dan Jaisalmer.
Aktivis sosial dan politik dari wilayah tersebut keberatan, dengan alasan bahwa distrik mereka tidak boleh diperlakukan sebagai tempat penempatan yang menghukum bagi pejabat yang bersalah.
Mereka menuntut agar para pejabat yang bersalah ditempatkan di ibu kota negara bagian, Jaipur, alih-alih dikirim ke daerah pedesaan.
Insiden ini telah memicu kemarahan yang meluas, menarik perhatian pada kualitas perawatan medis dan akuntabilitas di rumah sakit pemerintah.
'Mayat' Hidup Lagi
Pria berusia 25 tahun yang dinyatakan meninggal dunia terbangun sesaat sebelum dikremasi, lalu meninggal di rumah sakit.
Bupati Distrik pada Kamis malam memberhentikan tiga dokter yang menyatakan pria itu meninggal dan mengirimnya ke kamar mayat dan kemudian ke tempat kremasi.