Pertahanan Sipil Suriah, juga dikenal sebagai White Helmets, melaporkan bahwa pasukan pemerintah telah melancarkan sekitar 900 serangan di daerah tersebut tahun ini, mengakibatkan banyak korban jiwa di kalangan warga sipil.
Wakil Kepala Pertahanan Sipil, Mounir Mustafa menyatakan bahwa "Suhu sangat rendah dan situasi keuangan menghalangi orang-orang ini yang telah kehilangan semua sumber pendapatan untuk pindah."
Serangan terbaru menargetkan lebih dari 20 desa dan kota, menyebabkan banyak warga sipil terjebak tanpa tempat berlindung.
Aleppo, yang memiliki sejarah sebagai ibu kota industri Suriah, telah menjadi medan pertempuran sengit sejak awal revolusi.
Ratusan pemberontak tewas dalam upaya menguasai kota ini, namun semua usaha tersebut gagal akibat serangan gencar dari Rusia dan Iran.
Saat ini, separuh kota telah hancur, dan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
"Kita mampu mengubah persamaan, memulihkan tanah kita, dan mengamankan jalur yang aman untuk memfasilitasi kembalinya masyarakat terlantar ke rumah mereka," kata seorang pemimpin SNA.
Dengan perhatian yang kini tertuju pada Aleppo, perkembangan selanjutnya akan sangat menentukan masa depan wilayah ini.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)