News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Korea

Kronologi Darurat Militer Korea Selatan, Presiden Yoon Seok-yeol Klaim akan Basmi Orang Pro-Korut

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Korea Selatan, Yoon Seok-yeol, mengumumkan darurat militer, Selasa (3/12/2024) malam. Enam jam setelahnya, Rabu (4/12/2024) dini hari, ia mencabut pengumumannya itu karena mendapat penolakan dari Majelis Nasional.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol mengumumkan darurat militer pada Selasa (3/12/2024) sekitar pukul 22.25 waktu setempat.

Pernyataan darurat militer muncul setelah Presiden Yoon Seok-yeol menilai situasi darurat yang mengancam pemerintahannya.

Ia yang berasal dari Partai Kekuatan Rakyat menuduh oposisi pemerintah dari Partai Demokrat berupaya memakzulkan sejumlah pejabat pemerintahannya.

“Sejauh ini, Majelis Nasional telah mengusulkan pemakzulan terhadap 22 pejabat pemerintah sejak pelantikan pemerintahan kita, dan masih mengupayakan pemakzulan orang ke-10 sejak pelantikan Majelis Nasional ke-22 pada bulan Juni," ujar Presiden Yoon Seok-yeol dalam konferensi pers yang disiarkan televisi YTN, Selasa malam. 

Ia mengatakan sejumlah pejabat pemerintahannya menjadi sasaran pemakzulan oleh oposisi dari Partai Demokrat yang ia sebut pro-Korea Utara.

“Ini melumpuhkan kerja peradilan dengan mengintimidasi hakim dan memakzulkan sejumlah jaksa, memakzulkan Menteri Kehakiman, Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan, memakzulkan Ketua Komisi Komunikasi Korea, dan memakzulkan Auditor," katanya.

Sementara itu, Presiden tidak memberitahu Choo Kyung-ho, pemimpin fraksi Partai Kekuatan Rakyat di Majelis Nasional, sebelum mengumumkan darurat militer.

Pasukan Militer Serbu Gedung Majelis Nasional

Pengumuman ini mengejutkan warga Korea Selatan ketika pasukan militer dengan kendaraan lapis baja diterjunkan ke jalan dan helikopter terbang di atas wilayah Yeouido.

Pasukan darurat militer kemudian secara paksa ke Majelis Nasional di Yeouido.

"Personel militer yang memasuki gedung Majelis Nasional berusaha menangkap pemimpin oposisi, Lee Jae-myung; pemimpin partai yang berkuasa, Han Dong-hoon; dan juru bicara Majelis Nasional, Woo Won-shik," kata juru bicara utama partai oposisi Partai Demokratik Korea, Jo Seoung-lae, Rabu (4/12/2024).

Baca juga: Oposisi Korea Selatan Menuntut agar Presiden Yoon Suk-yeol Diadili, Dituduh Lakukan Pemberontakan

Jo Seoung-lae mengonfirmasi hal tersebut setelah melihat rekaman kamera CCTV.

"Mereka mencoba melumpuhkan kewenangan Majelis Nasional untuk membatalkan dekrit darurat militer. Ini adalah kudeta dan rencana untuk menggulingkan pemerintahan," katanya.

Sementara itu, para pengunjuk rasa turun ke jalan hingga memadati kota Seoul sejak dini hari.

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengumumkan darurat militer, Selasa (3/12/2024) malam. Enam jam setelahnya, Rabu (4/12/2024) dini hari, ia mencabut pengumumannya itu karena mendapat penolakan dari Majelis Nasional. (Yonhap News)

"Hapus darurat militer," tulis poster-poster yang dibawa oleh para pengunjuk rasa, seperti diberitakan The New York Times.

Parlemen Tolak Dekrit Darurat Militer

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini