Netanyahu: Gencatan Senjata di Lebanon Tidak Berarti Perang Berakhir, Begini Kata Netanyahu
TRIBUNNEWS.COM- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan pada tanggal 3 Desember bahwa perang dengan Hizbullah dan Lebanon belum berakhir.
Pemantau Prancis mengatakan Israel telah melanggar gencatan senjata lebih dari 50 kali.
"Saat ini kita sedang dalam gencatan senjata, saya catat, gencatan senjata, bukan akhir dari perang," kata Netanyahu saat berpidato dalam rapat kabinet yang diadakan di pemukiman perbatasan utara Nahariya.
"Kami punya tujuan yang jelas untuk memulangkan penduduk, untuk merehabilitasi wilayah utara. Kami menegakkan gencatan senjata ini dengan tangan besi, menindak pelanggaran apa pun, baik yang kecil maupun yang serius."
Netanyahu mengklaim Hizbullah telah melanggar kesepakatan secara serius pada hari Senin dan mengatakan bahwa Israel kemudian menyerang lebih dari 20 target di seluruh Lebanon sebagai tanggapan.
Baca juga: Netanyahu: Gencatan Senjata Tak Berarti Perang Berhenti, Israel Selalu Siap Balas Serangan Hizbullah
Sebaliknya, Prancis menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah sebanyak 52 kali, termasuk serangan hari Sabtu yang menewaskan tiga warga sipil Lebanon.
Pada Senin malam, Israel menewaskan 10 orang di Lebanon selatan setelah Israel melancarkan gelombang serangan udara terbesarnya sejak gencatan senjata berlaku minggu lalu, BBC melaporkan .
Militer Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan para pejuang, peluncur, dan infrastruktur Hizbullah dan mendesak otoritas Lebanon untuk mencegah apa yang disebutnya sebagai aktivitas permusuhan kelompok tersebut.