Perwira tinggi militer AS, Jenderal Angkatan Udara, CQ Brown, ditelepon Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Valery Gerasimov minggu lalu.
"Para pemimpin membahas sejumlah isu keamanan global dan regional untuk memasukkan konflik yang sedang berlangsung di Ukraina," kata juru bicara Brown dalam sebuah pernyataan, Rabu.
Panggilan langka itu terjadi pada Rabu (27/11/2024) namun atas permintaan Jenderal Gerasimov, Jenderal Brown setuju untuk tidak mengumumkan panggilan tersebut secara proaktif.
"Permintaan untuk panggilan tersebut dibuat oleh kementerian pertahanan Rusia," kata juru bicara itu.
Jubir Keamanan AS Minta Trump Pertahankan Produksi Amunisi
Penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, mengimbau pemerintahan Donald Trump yang akan datang untuk mempertahankan peningkatan industri pertahanan dalam negeri yang dimulai oleh Presiden Joe Biden.
Ia mengatakan produksi militer dalam negeri sangat penting terutama AS memberikan bantuan militer ke Ukraina.
"Jika tidak, AS dapat dengan cepat kehabisan amunisi dalam perang dengan Tiongkok (China). Tuhan melarang kita berakhir dalam perang skala penuh dengan RRT (China)," kata Sullivan di Pusat Studi Strategis dan Internasional.
"Tetapi perang apa pun dengan negara seperti RRT, militer seperti RRT, akan melibatkan habisnya persediaan amunisi dengan sangat cepat," katanya.
Imbas Runtuhnya Pemerintahan PM Prancis, Bantuan ke Ukraina Bisa Macet
Pemerintahan Perdana Menteri Prancis, Michel Barnier, runtuh melalui mosi tidak percaya yang diajukan dalam pemungutan suara di Majelis Nasional pada Rabu (4/12/2024).
Jatuhnya pemerintahan Prancis dan kegagalan meloloskan anggaran dapat mempersulit Prancis untuk meningkatkan dukungannya terhadap Ukraina meskipun Presiden Prancis Emmanuel Macron berulang kali berjanji untuk membantu Ukraina selama diperlukan.
Zelensky: Georgia Terlalu Bergantung pada Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengecam tindakan pemerintah Georgia dalam memerintahkan pembubaran protes dengan kekerasan sebagai hal memalukan.
Protes meletus setelah para pengunjuk rasa tidak setuju dengan upaya pemerintah untuk menunda pembicaraan mengenai keanggotaan Georgia ke Uni Eropa.
Menurutnya, itu adalah bukti partai Georgia Dream yang berkuasa, bekerja untuk Rusia.
Georgia Dream, yang pemilihannya kembali masih diperdebatkan, memicu protes terbaru dengan mengesampingkan rencana untuk bergabung dengan UE.
"Ini tentang bagaimana pemerintah Georgia saat ini mendorong negara itu ke dalam ketergantungan yang nyata pada Rusia," kata Zelensky.
"Sungguh memalukan tindakan yang mereka ambil terhadap rakyat mereka sendiri," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Ukraina