Hizbullah akan Mendukung Suriah dalam Menggagalkan Tujuan Teroris, Kata Sheikh Naim Qassem
TRIBUNNEWS.COM- Sekretaris Jenderal Hizbullah menekankan dukungan gerakan tersebut terhadap Suriah dalam menggagalkan tujuan Israel dan teroris di negara tersebut, seraya menambahkan bahwa ini merupakan upaya bersama Barat dan Israel untuk mendorong Suriah menjauh dari pendiriannya yang pro-Perlawanan.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, menyatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Kamis bahwa rakyat Lebanon telah mengatasi 64 hari "pengorbanan, penderitaan, kesyahidan, dan luka melalui kesabaran, keteguhan, dan kepasrahan kepada Tuhan."
Sheikh Qassem mengemukakan tiga faktor utama yang terkait dengan pemberian kemenangan oleh Allah kepada Perlawanan Islam di Lebanon dalam perang tersebut.
Pertama, ia menyebutkan kehadiran para pejuang Perlawanan yang "mengorbankan nyawa mereka di medan perang, tetap tangguh".
Faktor kedua, ungkapnya, adalah darah para syuhada, yang dipimpin oleh Sayyed Hassan Nasrallah, yang "kemartirannya mendorong para pejuang untuk terus maju".
Faktor terakhir adalah pulihnya kendali dan kepemimpinan Perlawanan dalam pertempuran, "yang membantu dalam mengelola dengan baik "Orang-orang Berkuasa", pungkas Sheikh Qassem.
'Israel melanggar gencatan senjata 60 kali'
Sheikh Qassem menekankan bahwa Hizbullah akan "bertahan dan tumbuh lebih cemerlang."
Terkait perjanjian gencatan senjata, ia menekankan bahwa Hizbullah menyetujuinya, dan menekankan bahwa perjanjian itu berfungsi sebagai mekanisme eksekutif untuk Resolusi 1701.
"Perjanjian yang kita sepakati adalah perjanjian yang berkaitan dengan wilayah selatan Sungai Litani," katanya, seraya menambahkan bahwa semua isu relevan lainnya di bawah Resolusi 1701 "memiliki mekanismenya sendiri," yang mencakup pemulihan perbatasan Lebanon dalam jangka waktu tertentu.
Sekretaris Jenderal menekankan bahwa "Israel" melakukan 60 pelanggaran gencatan senjata, dan menganggap pemerintah Lebanon bertanggung jawab untuk menindaklanjuti pelanggaran tersebut dengan komite pengawas perjanjian.
Mengenai Hizbullah, ia menambahkan, Gerakan tersebut akan mengevaluasi krisis dan perang dengan "mengambil pelajaran yang tepat dari pengalaman kami untuk mengembangkan dan meningkatkan di semua bidang," dan menekankan bahwa "Israel tidak ada hubungannya dengan hubungan kami dengan pedalaman Lebanon dan Angkatan Darat."
'Warga Lebanon yang terusir adalah simbol pengorbanan'
Dalam pesannya kepada warga Lebanon yang mengungsi selama perang, Sheikh Qassem menyampaikan rasa terima kasih atas pengorbanan mereka dan menyampaikan terima kasih kepada tuan rumah yang menyambut mereka, serta menggambarkan tindakan mereka sebagai contoh kewarganegaraan yang patut dicontoh di Lebanon.
"Terkait pengungsian, kami telah berkontribusi [dalam meringankan penderitaan keluarga] dengan menyediakan bantuan material kepada keluarga melalui komite sukarelawan meskipun dalam kondisi sulit," kata Sheikh Qassem.