Dicueki Assad, Erdogan Berharap Oposisi Bersenjata di Suriah Terus Maju Menuju Damaskus
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan Jumat (6/12/2024) menyatakan kalau dia berharap kemajuan kelompok bersenjata di Suriah akan "berlanjut tanpa insiden," dengan tujuan akhir mereka adalah ibu kota, Damaskus.
Berbicara tentang konflik yang sedang berlangsung di Suriah, Erdogan menyoroti kemajuan yang dibuat oleh kelompok-kelompok ini, khususnya melalui Idleb, Hama, dan Homs, dan menekankan bahwa Damaskus tetap menjadi target utama, menurut AFP.
Baca juga: Oposisi Suriah Bidik Homs Seusai Taklukkan Hama, Israel Bersiap Hadapi Runtuhnya Rezim Assad
Erdogan juga menyinggung kegagalannya dalam memulai perundingan rekonsiliasi dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Meski telah berupaya, ia belum mendapat tanggapan dari Assad.
"Saya katakan kepadanya, 'Mari kita bertemu untuk membahas masa depan Suriah bersama-sama', tetapi saya tidak pernah mendapat tanggapan positif dari Assad," kata Erdogan dilansir RNTV, Sabtu (7/12/2024).
Turki, yang berbatasan langsung dengan Suriah, telah memainkan peran penting dalam konflik Suriah, terutama sejak perang saudara pecah pada tahun 2011.
Negara ini telah memberikan dukungan kepada berbagai kelompok oposisi, menawarkan perlindungan kepada jutaan pengungsi Suriah.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Erdogan telah berupaya untuk berdamai dengan Assad, dengan mediasi Rusia, tetapi upaya ini sejauh ini belum membuahkan hasil.
Pada hari Sabtu, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan akan bertemu dengan mitranya dari Rusia dan Iran di Qatar di sela-sela Forum Doha untuk membahas perang saudara Suriah yang sedang berlangsung dan solusi potensial untuk krisis tersebut.
Baca juga: Oposisi Sudah Berada di Gerbang Kota Homs, Panglima Perang HTS: Tujuan Kami Gulingkan Rezim Assad
Oposisi Merangsek
Hal ini menyusul kemajuan signifikan kelompok bersenjata Suriah, yang telah mengklaim kendali atas Hama dan sebagian besar pedesaan utaranya, sambil terus maju mendekati Homs.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, bentrokan tersebut—yang paling intens sejak 2020—telah mengakibatkan sedikitnya 826 kematian di kalangan warga sipil dan kombatan.
Minggu lalu, Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi sekutu melancarkan serangan mendadak di Aleppo, mengklaim menguasai penuh kota tersebut.
Sementara itu, sumber militer Suriah pada hari Jumat mengonfirmasi serangan yang ditargetkan terhadap kendaraan dan pertemuan militan di pedesaan Hama di utara dan selatan.