Apa yang membuat tindakan Partai Komunis Tiongkok adalah penolakan sistematis dan manipulasi akuntabilitas internasional.
Ketika dihadapkan dengan bukti tindakan, rezim tersebut secara refleks menolak semua tuduhan, dan menciptakan tembok disinformasi yang dirancang untuk mengaburkan niat sebenarnya.
Pola penolakan ini mencerminkan sikap tidak hormat yang mendasar terhadap norma-norma dan transparansi diplomasi internasional.
Perhitungan strategis rezim ini tidak hanya sekedar keuntungan geopolitik jangka pendek.
Dengan menargetkan infrastruktur komunikasi bawah laut, PKT berupaya untuk secara mendasar melemahkan jaringan komunikasi yang mengikat aliansi demokrasi.
Negara-negara NATO mengandalkan kabel-kabel ini untuk komunikasi penting, dan gangguan yang disengaja terhadap kabel-kabel tersebut merupakan bentuk perang teknologi yang mengancam fondasi kerja sama internasional.
Selain itu, pemilihan waktu terjadinya provokasi-provokasi ini menunjukkan adanya upaya yang diperhitungkan untuk mengeksploitasi potensi transisi politik.
Para ahli berpendapat bahwa Partai Komunis Tiongkok mungkin berusaha memanipulasi dinamika geopolitik selama periode potensi perubahan kepemimpinan, menunjukkan kesediaan untuk mengganggu stabilitas keamanan global demi keuntungan strategis tambahan.
Pendekatan ini, dinilai menunjukkan betapa besarnya pengabaian terhadap kerugian akibat manuver geopolitik.
Tindakan Partai Komunis Tiongkok di bidang maritim hanya mewakili satu aspek dari strategi yang lebih luas dalam menghadapi gangguan global.
Mulai dari Laut Cina Selatan hingga Taiwan, mulai dari pemaksaan ekonomi hingga spionase teknologi, rezim Tiongkok secara konsisten menunjukkan kesediaan untuk melanggar norma-norma internasional dalam menjalankan agenda ekspansionisnya.
Strateginya bukan mengenai hidup berdampingan secara damai, namun mengenai erosi sistematis terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan hak kedaulatan.
Mengikis Stabilitas Global
Apa yang membuat pendekatan Partai Komunis Tiongkok adalah perpaduan canggih antara keterlibatan ekonomi dan agresi strategis.
Meski menampilkan dirinya sebagai aktor global yang bertanggung jawab, rezim ini juga melemahkan sistem internasional yang telah memfasilitasi pembangunan ekonomi global.