TRIBUNNEWS.COM - Setelah pemberontak Suriah berhasil menggulingkan kekuasaan Bashar al-Assad, Israel langsung melakukan serangan besar-besaran.
Dalam kurun waktu dua hari saja, Israel telah melakukan 300 serangan di Suriah.
Media Israel melaporkan, Angkatan Udara Israel (IAF) semakin dekat untuk menghancurkan seluruh Angkatan Udara Suriah.
Tanpa alasan yang jelas, pendudukan Israel terus menghancurkan kemampuan militer Suriah dan juga melancarkan serangan darat terang-terangan terhadap wilayah Suriah.
Israel mengambil alih seluruh wilayah Golan, termasuk sisi Suriah dari puncak Gunung Hermon.
Dikutip dari Al Mayadeen, Israel juga memimpin gerakan maju ke arah timur, mengambil alih zona penyangga di wilayah yang sama.
Tank-tank Israel juga telah maju melewati Kota Qunaitra dan sekarang berada di pinggiran pedesaan Damaskus.
Sumber-sumber lokal mengatakan kepada Al Mayadeen, tank-tank Israel sekarang diposisikan 3 km dari Kota Qatna di pedesaan Ibu Kota, hampir 20 km dari Damaskus.
Selain itu, pasukan Israel telah menduduki beberapa kota dan desa, termasuk Aarna, Baqa'sm, al-Reemeh, Hinah, Qal'a, Jandal, al-Husseiniyah, Jita, dan al-Khashab di pedesaan selatan Damaskus.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan dalam sebuah video bahwa runtuhnya rezim Assad dan "tirani di Damaskus" merupakan "hari bersejarah di Timur Tengah" yang "menawarkan peluang besar".
Namun, Netanyahu juga menyatakan runtuhnya kekuasaan Assad penuh bahaya yang signifikan.
Baca juga: Pemberontak Suriah Temukan 40 Mayat dengan Tanda Penyiksaan di RS Harasta, Dekat Damaskus
Dilansir Middle East Monitor, Netanyahu menekankan perjanjian pelepasan tahun 1974 dengan Suriah atas pendudukan Israel di Dataran Tinggi Golan telah “runtuh” karena pengambilalihan negara tersebut oleh pemberontak.
Netanyahu mengumumkan masuknya militer Israel ke zona penyangga dan merebut “posisi komando di dekatnya”, menyebut tindakan tersebut sebagai “posisi pertahanan sementara hingga ditemukan pengaturan yang sesuai”.
"Tel Aviv tidak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun membangun diri di perbatasan kami," kata Netanyahu.