Ratu Elizabeth II Percaya Setiap Orang Israel Adalah Teroris atau Anak Teroris
TRIBUNNEWS.COM - Mantan presiden Israel, Reuven Rivlin mengungkapkan kalau hubungan antara Israel dan mendiang Ratu Inggris, Ratu Elizabeth II terhitung sulit dan tidak akur.
Rivlin mengenang, sikap mendiang Ratu Inggris itu ke Israel terkait dengan pandangan pribadinya terhadap Israel sebagai sebuah bangsa dan negara.
Baca juga: Mau Ledakkan Rumah-Rumah Jabalia, Truk IDF Berisi Bom Dihantam RPG, 4 Tentara Israel Tewas Seketika
"Hubungan antara kami dan Ratu Elizabeth sedikit sulit karena dia percaya bahwa setiap orang dari kami adalah teroris atau putra seorang teroris," kata Rivlin pada acara gala di London, dilansir RNTV, Rabu (11/12/2024).
Pandangan ini membuat Ratu Elizabeth II 'tidak ramah' ke para pejabat atau tokoh berentitas Israel.
“Dia menolak untuk menerima pejabat Israel ke Istana [Buckingham], selain dari acara-acara internasional,” tambahnya.
Sebaliknya, menurut Rivelin, Raja Charles III sebagai perbandingan, selalu "sangat ramah" terhadap tokoh dan pejabat Israel.
Selama masa jabatannya, Ratu Elizabeth II melakukan perjalanan ke lebih dari 110 negara di enam benua, tetapi tidak pernah sekalipun mengunjungi Israel.
Serang Suriah Berhari-hari
Pandangan negatif mendiang Ratu Inggris itu terhadap Israel diyakini karena kejadian meledaknya sebuah bom di Hotel King David di Yerusalem, menewaskan 91 orang pada Senin, 22 Juli 1946.
Almarhum raja, yang meninggal pada usia 96 tahun, berusia 20 tahun saat aksi terorisme itu terjadi.
Ledakan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh kelompok teroris Yahudi Irgun tersebut merenggut nyawa 11 pejabat senior Inggris dan banyak warga sipil lainnya.
Hotel yang dibangun pada tahun 1929 tersebut pada awal tahun 1940-an telah menjadi kantor pusat tidak resmi bagi warga Inggris yang ditugaskan untuk bertugas di Mandat Palestina.
Tempat itu merupakan tempat yang terkenal di mana para pejabat Inggris dan keluarga mereka berkumpul.
Praduga lain soal bencinya sang Ratu ke Israel adalah karena ulah zionisme negara pendudukan tersebut dalam manuver pendudukannya terhadap wilayah-wilayah di sekitar.