Serangan Gencar Israel, Setidaknya 51 Orang Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza dalam 24 Jam Terakhir
TRIBUNNEWS.COM- Puluhan orang tewas di seluruh Gaza dalam 24 jam terakhir, ketika Kantor Media Pemerintah Jalur Gaza memperingatkan pada 10 Desember bahwa Israel sedang menerapkan kebijakan kelaparan, pengepungan, dan kekerasan terhadap daerah kantong itu.
Setidaknya 51 orang tewas di jalur itu sejak Senin malam, menurut sumber medis yang dikutip oleh Al Jazeera .
Termasuk dua keluarga – pada dini hari tanggal 10 Desember ketika Israel mengebom sebuah rumah tempat mereka berlindung di Beit Hanoun, Gaza utara.
Jalur Gaza menghadapi kekurangan bantuan kemanusiaan yang parah karena penyeberangan perbatasan masih ditutup.
"Pendudukan terus-menerus menerapkan kebijakan kelaparan terhadap penduduk Jalur Gaza, terutama di utara, dengan menutup jalur penyeberangan," kata pernyataan Kantor Media Pemerintah pada hari Selasa, seraya menambahkan bahwa "pasukan pendudukan telah menutup semua jalur penyeberangan di Jalur Gaza selama lebih dari 200 hari." PBB dan badan-badan internasional lainnya juga baru-baru ini mengatakan bahwa pengepungan Israel menghalangi masuknya bantuan.
Pernyataan itu menambahkan bahwa pasukan Israel telah "mengeksekusi lebih dari 1.000 dokter dan perawat di seluruh jalur itu." Pasukan Israel telah berulang kali menyerbu rumah sakit di Gaza utara dan menahan sejumlah besar staf medis , yang terbaru di Rumah Sakit Kamal Adwan yang terkepung dan hampir tidak berfungsi .
Di kota utara Jabalia, yang telah dibersihkan secara etnis dari lebih dari 100.000 penduduknya, "ratusan mayat berserakan di jalan-jalan," kata kantor media tersebut. Israel secara tidak resmi menerapkan apa yang dikenal sebagai Rencana Jenderal , yang bertujuan untuk mengusir atau memusnahkan semua penduduk yang tersisa di Jalur Gaza utara. Strategi tersebut dirancang oleh mantan jenderal Israel Giora Eiland.
Minggu lalu, pasukan Israel secara paksa memindahkan ribuan warga sipil Palestina dari tempat perlindungan terakhir di kota Beit Lahia di Gaza utara. Pertahanan Sipil Gaza menggambarkan Beit Lahia sebagai "tidak layak huni."
SUMBER: THE CRADLE