Tidak hanya itu, Kim juga memerintahkan Presiden Yoon untuk mengerahkan pasukan ke Majelis Nasional dengan tujuan menghalangi anggota parlemen memberikan suara mereka.
Meskipun darurat militer ini hanya berlangsung selama enam jam, situasi tersebut telah memperburuk krisis politik yang melanda negara tersebut.
Sebagai dampaknya, Pengadilan Distrik Pusat Seoul menyatakan bahwa mereka telah menyetujui surat perintah penangkapan terhadap Kim atas tuduhan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Menanggapi surat penangkapan yang diajukan oleh Pengadilan Seoul, Kim menyampaikan permintaan maaf secara tegas atas kecemasan dan ketidaknyamanan besar yang telah ia sebabkan kepada masyarakat.
Ia mengakui bahwa seluruh tanggung jawab atas situasi ini sepenuhnya berada di pundaknya.
Kim juga menegaskan bahwa anak buahnya hanya menjalankan perintah dan misi yang diberikan dengan penuh kesetiaan.
"Saya sangat meminta maaf telah menyebabkan kecemasan dan ketidaknyamanan yang besar bagi rakyat," kata Kim dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh penasihat hukumnya.
“Saya memohon keringanan untuk anak buah saya. Mohon berdoa untuk masa depan Republik Korea yang bebas. Saya akan melewatkan tinjauan surat perintah ini," tambahnya.
Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
(Tribunnews.com/Bobby)