Adapun juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengungkapkan ada peran pihaknya sehingga Bashar al-Assad bisa terbang ke Rusia.
Serangan kilat yang dilakukan HTS membuat Presiden Rusia, Vladimir Putin langsung memberikan suaka kepada Bashar al-Assad.
Dikutip dari Sputnik, keputusan pemberian suaka tersebut merupakan langkah pribadi Putin.
"Tentu saja, keputusan semacam itu tidak dapat dibuat tanpa persetujuan kepala negara. Itu adalah keputusannya (Putin)," ujarnya di Moskow.
Baca juga: Erdogan Memuji Jatuhnya Bashar Assad: Revolusi Otentik Dimahkotai dengan Kesuksesan
Sementara, menurut laporan jurnalis Aljazeera, Yulia Shapovalova, bahwa memang Bashar al-Assad tidak ditelantarkan oleh Putin.
"Presiden Suriah yang mengundurkan diri dalam situasi yang sulit seperti ini membuanya dievakuasi oleh pesawat Rusia dari pangkalan udara Rusia di Latakia," katanya.
Shapovalova menuturkan belum ada informasi dari Rusia terkait keputusan pemberian suaka kepada Bashar al-Assad akan memengaruhi aset mantan Presiden Suriah tersebut.
Sebagai informasi, Suriah merupakan sekutu penting Uni Soviet (sebelum Rusia) di Timur Tengah sejak awal tahun 1970-an.
Hubungan baik kedua negara terus terjalin meski Perang Dingin telah berakhir dengan runtuhnya Uni Soviet.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Suriah