News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

'Kami sudah mengenal Natal sebelum nenek moyangmu menganut Kristen' – Dampak lagu amal yang menstereotipe rakyat Ethiopia selama puluhan tahun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

'Kami sudah mengenal Natal sebelum nenek moyangmu menganut Kristen' – Dampak lagu amal yang menstereotipe rakyat Ethiopia selama puluhan tahun

Meski demikian, Dawit Giorgis tidak meragukan bahwa film BBC yang dibuat oleh jurnalis Inggris, Michael Buerk, dan juru kamera asal Kenya, Mohamed Amin, telah menyelamatkan banyak nyawa di Ethiopia.

Sebagai kepala Komisi Pemulihan dan Rehabilitasi Ethiopia, Dawit Giorgis, berhasil menyelundupkan kru TV BBC ke negaranya.

Pemerintah Ethiopia saat itu, yang sedang merayakan 10 tahun kekuasaan Marxis dan terlibat perang saudara, tidak ingin berita tentang kelaparan tersebar.

"Cara orang-orang Inggris menanggapi dengan sangat murah hati memperkuat keyakinan saya pada kemanusiaan," ujarn dari Namibia, tempat dia sekarang bekerja.

Ia juga memuji "orang-orang muda dan bersemangat" di balik Band Aid serta menggambarkan mereka sebagai orang yang "luar biasa".

Tapi pertanyaannya tentang lagu itu sebetulnya adalah rangkuman dari perdebatan banyak orang yang mungkin merasa bahwa menghalalkan segala cara diperbolehkan demi menyelamatkan banyak nyawa.

'Lagu Natal yang problematik'

Musisi Bob Geldof secara tegas membela ketika menanggapi artikel The Conversation tentang "lagu Natal yang problematik" itu.

"Itu lagu pop... Argumen yang sama telah disampaikan berkali-kali selama bertahun-tahun dan menimbulkan respons yang sama melelahkannya," ucap Bob Geldof.

"Lagu pop pendek ini telah menyelamatkan ratusan ribu, bahkan jutaan orang."

Ia juga mengakui bahwa orang Ethiopia merayakan Natal, tetapi klaimnya pada 1984 "upacara-upacara ditinggalkan".

Dalam surat elektronik kepada BBC, Joe Cannon yang merupakan kepala keuangan Band Aid Trust mengatakan dalam tujuh bulan terakhir badan amal tersebut telah memberikan lebih dari £3 juta (setara Rp60 miliar) untuk membantu sebanyak 350.000 orang melalui sejumlah proyek di Ethiopia, serta Sudan, Somaliland, dan Chad.

Ia menambahkan tindakan cepat Band Aid sebagai "orang pertama yang memberikan respons" mendorong orang lain untuk menyumbang di tempat-tempat yang kekurangan dana, terutama di Ethiopia utara.

Namun, ini tidak cukup untuk meredam gejolak yang diakibatkan dari lagu tersebut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini