Ed Sheeran tampaknya terpengaruh oleh rapper Inggris-Ghana, Fuse ODG, yang juga menolak untuk ambil bagian satu dekade lalu.
"Dunia telah berubah, tapi Band Aid belum," katanya kepada siniar Focus on Africa milik BBC pada pekan ini.
"Itu seperti mengatakan tidak ada kedamaian dan kegembiraan di Afrika pada hari Natal. Seakan-akan berkata ada kematian di setiap air mata yang tumpah," katanya mengacu pada lirik lagu versi 2014.
Adapun Fuse OGD tidak menyangkal bahwa ada masalah yang harus dituntaskan, tapi menurutnya "Band Aid hanya mengambil satu isu dari satu negara lantas menyamaratakannya ke seluruh benua."
Cara orang Afrika digambarkan dalam penggalangan dana ini, kata dia, berdampak langsung padanya.
Ketika tumbuh dewasa, "tidaklah keren menjadi orang Afrika di Inggris... [karena] penampilan saya, orang-orang jadi mengolok-olok saya," ujar penyanyi itu.
Dana amal untuk Afrika dan stereotipe terhadap orang Afrika
Penelitian tentang dampak penggalangan dana amal oleh dosen King's College Inggris-Nigeria, Edward Ademolu mendukung hal ini.
Ia masih ingat film pendek yang dibuat di Afrika oleh Comic Relief yang dipengaruhi oleh Band Aid.
Gara-gara film itu, klaimnya, "teman-teman Afrika-nya di sekolah dasar [Inggris] akan menyangkal asal-usul mereka dan dengan sangat yakin menyebut semua orang Afrika bau, tidak cerdas, dan menyamakan orang Afrika dengan binatang buas".
Gambaran orang Afrika yang sangat kurus menjadi hal yang umum dalam upaya untuk mendapatkan dana amal.
Sampul untuk single asli Band Aid, yang dirancang oleh artis pop Sir Peter Blake, menampilkan adegan Natal yang penuh warna.
Pemandangan itu kontras dengan dua anak Ethiopia yang kurus kering dalam warna hitam dan putih sedang memakan biskuit demi menyambung hidup.
Untuk bagian poster konser Live Aid tahun berikutnya, Sir Peter Blake menggunakan foto punggung seorang anak tanpa identitas, telanjang, dan kurus kering.