TRIBUNNEWS.COM - Pada Minggu (15/12/2024), militer Israel melancarkan serangan udara ke kamp pengungsi Nuseirat, Gaza Tengah.
Serangan ini menargetkan situs pertahanan sipil yang juga digunakan oleh badan penyelamat lokal.
Dalam serangan tersebut, jurnalis Al Jazeera, Ahmed al Louh, tewas.
Ia adalah seorang videografer yang sedang meliput dampak perang di Gaza.
Selain al-Louh, serangan itu juga menyebabkan kematian tiga anggota badan penyelamat Bassal, yang sedang bertugas di lokasi tersebut.
Serangan udara Israel yang terjadi pada Minggu (15/12/2024), juga menewaskan sedikitnya 53 warga Palestina, termasuk relawan, jurnalis, dan warga sipil lainnya.
Serangan itu menghantam berbagai lokasi di Gaza, termasuk rumah-rumah dan fasilitas pelayanan darurat.
Reaksi Al Jazeera
Al Jazeera mengutuk serangan Israel yang menyebabkan kematian Ahmed al Louh dan menyerukan penghentian serangan terhadap media.
Al Jazeera menyatakan Israel telah menargetkan karyawannya di Gaza secara sistematis sejak perang dimulai.
Klaim Militer Israel
Baca juga: Israel Tutup Kedubes di Irlandia Gara-gara Kasus Genosida Gaza di ICJ, Simon Harris Buka Suara
Militer Israel mengklaim serangan udara yang menargetkan kamp Nuseirat bertujuan untuk menyerang anggota Hamas dan Jihad Islam.
Mereka mengklaim anggota Hamas dan Jihad Islam mengendalikan kantor pertahanan sipil di kamp tersebut.
Israel juga menduga, al-Louh adalah anggota dari kelompok Jihad Islam, meskipun tanpa bukti yang jelas.
Serangan terhadap jurnalis lingkungan meningkat sebesar 42 persen antara 2019 dan 2024.
Laporan PBB tentang Pembunuhan Jurnalis
Laporan dari UNESCO menyebutkan 68 jurnalis tewas pada 2024, dengan 60 persen dari mereka terbunuh di negara-negara yang sedang dilanda konflik.
Palestina tercatat sebagai salah satu negara dengan jumlah korban jurnalis tertinggi, termasuk 18 jurnalis yang tewas di Gaza.
Meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata, Israel terus melanjutkan serangannya di Gaza.
Serangan ini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan, dengan banyak warga yang terjebak di bawah reruntuhan dan kesulitan mendapatkan bantuan medis.
Korban Tewas di Gaza
Pada 15 Desember 2024, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa total korban tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai hampir 45.000 orang.
Sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Selain itu, lebih dari 106.000 orang lainnya terluka.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)