TRIBUNNEWS.COM – Israel dan Yordania pada hari Jumat, (13/12/2024), menggelar pembicaraan rahasia guna membahas persoalan Suriah.
Adanya pembicaraan diam-diam itu disampaikan oleh tiga pejabat Israel kepada Axios, media asal Amerika Serikat (AS).
Semenjak rezim Presiden Bashar al-Assad tumbang, Suriah menjadi makin terpecah belah oleh berbagai kelompok bersenjata.
Di tengah kekacauan di Suriah, rezim Perdana Menteri Benjami Netanyahu melancarkan banyak serangan militer ke negara itu. Bahkan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merampas Dataran Tinggi Golan di sisi Suriah.
Kedutaan Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut tindakan Israel itu melanggar kedaulatan Suriah.
Sementara itu, Israel dan Yordania yang juga berbatasan dengan Suriah mengaku ingin bekerja sama guna mengatasi kekhawatiran perihal situasi keamanan di Suriah.
Menurut seorang pejabat Israel, Yordania juga menjadi pihak penengah antara Israel dan kelompok-kelompok pemberontah di Suriah, termasuk Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang meruntuhkan rezim Assad.
Kemudian, Direktur Shin Beth atau Dinas Keamanan Israel dan pejabat senior IDF bertemu dengan Direktur Dinas Intelijen Yordania Ahmad Husni dan para komandan senior Yordania.
Dua pejabat Israel berujar kedua belah pihak itu mendiskusikan situasi di Suriah dan pemerintahan transisional di sana.
Di samping itu, mereka membahas ancaman berupa penyelundupan senjata oleh Iran melalui Yordania kepada kelompok-kelompok bersenjata di Tepi Barat yang diduduki Israel. Penyelundupan itu disebut bisa menaikkan kekerasan di Tepi Barat.
IDF, Shin Bet, dan Kedutaan Yordania di AS menolak buka suara mengenai pembicaraan tersebut.
Baca juga: Pemimpin HTS al-Julani: Semua Faksi Suriah Dibubarkan, Tidak Ada Wajib Militer Paksa
Israel kirim pesan kepada HTS
Jurnalis sekaligus pengamat politik asal Israel, Barak Ravid, berujar negaranya telah mengirimkan pesan kepada kelompok HTS di Suriah.
Israel meminta HTS untuk tidak mengganggu masyarakat Druze di Suriah atau mendekati perbatasan Israel.
“Israel punya hubungan dekat dengan kelompok-kelompok Kurdi di Suriah utara dan masyarakat Druze di Dataran Tinggi Golan dan Suriah selatan karena banyaknya masyarakat Kurdi di Israel,” kata Ravid pada hari Kamis, (12/12/2024), dikutip dari Shafaq.