AS: Dua Warga Iran Ditangkap Atas Serangan Terhadap Tower 22 AS di Yordania
TRIBUNNEWS.COM - Dua warga Iran ditangkap sehubungan dengan serangan pesawat tak berawak di Pangkalan Militer Amerika Serikat (AS) pada Januari silam.
Serangan itu menewaskan 3 tentara AS dan melukai lebih dari 40 lainnya di pangkalan militer Amerika di Yordania dekat perbatasannya dengan Suriah dan Irak.
Pangkalan militer AS itu dikenal dengan nama Tower 22, sebuah lokasi militer yang terbilang terpencil dan rahasia.
Baca juga: Pangkalan Militer AS Kebobolan, Kenapa Markas Rahasia Tower 22 Tak Bisa Deteksi Drone Milisi Irak?
Menurut pejabat di Departemen Kehakiman AS, kedua orang tersebut dituduh "melanggar hukum dengan membocorkan informasi teknis sensitif Amerika ke Iran,".
Kedua pria tersebut adalah Mehdi Mohammad Sadeghi, seorang warga Amerika keturunan Iran yang tinggal di Massachusetts yang ditangkap pada Senin (16/12/2024).
"Tersangka kedua adalah Mohammad Abedini, seorang warga Swiss-Iran yang ditangkap di Italia dan kemungkinan akan diekstradisi ke Amerika Serikat," kata pejabat Departemen Kehakiman pada konferensi pers dilansir Khaberni, Selasa (17/12/2024).
Jaksa mengatakan Sadeghi bekerja untuk perusahaan semikonduktor yang berbasis di Massachusetts, sementara Abedini memiliki perusahaan yang berbasis di Iran yang menjadikan sistem navigasi bertanggung jawab untuk memandu drone.
Jaksa mengatakan Abedini dituduh melanggar undang-undang anti-terorisme dan ekspor, serta mendirikan perusahaan kedok di Swiss sebagai kedok untuk mendapatkan teknologi dari perusahaan Massachusetts tempat Sadeghi bekerja.
Joshua Levy, Jaksa AS di Massachusetts, mengatakan bahwa Sadeghi mentransfer materi dari perusahaan itu ke Iran.
Bahan-bahan ini diyakini digunakan untuk membuat setidaknya satu drone yang digunakan dalam serangan tersebut.
“Tuduhan ini menegaskan bahwa Departemen Kehakiman AS tidak akan menghentikan upayanya untuk mencapai keadilan bagi anggota militer AS yang terbunuh atau terluka di luar negeri,” kata Levy.
Serangan tanggal 28 Januari terjadi di sebuah lokasi kecil militer Amerika di Yordania, dekat perbatasannya dengan Suriah dan Irak, dan mengakibatkan kematian 3 tentara Amerika dan melukai puluhan lainnya.
Serangan tersebut merupakan serangan pertama yang menewaskan pasukan Amerika, sejak pecahnya Perang Gaza pada Oktober 2023.