News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Suriah

Pernyataan Tegas Suriah: Tidak Ada Serangan ke Israel

Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Staf Militer Israel Herzi Halevi saat assessment situasi dan kunjungan di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki Israel, Jumat (6/9/2024).

TRIBUNNEWS.com - Dalam wawancara eksklusif dengan The Times pada Senin (16/12/2024), Mohammed al-Julani, yang lebih dikenal dengan nama lahirnya Ahmed al-Sharaa, menyatakan bahwa Suriah tidak akan dijadikan landasan perang terhadap Israel atau negara manapun.

Ia meminta Israel untuk menghentikan serangan udara dan menarik mundur pasukannya dari wilayah Suriah yang diduduki.

“Pembenaran Israel untuk menduduki Suriah adalah karena Hizbullah dan milisi Iran. Pembenaran itu sudah tidak ada lagi,” tegas al-Julani yang juga pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

Sambutan Positif dari Tokoh Oposisi

Di sisi lain, tokoh oposisi Suriah, Fahd al-Masri, Kepala Front Keselamatan Nasional Suriah, menyambut baik potensi hubungan antara Suriah dan Israel.

Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada Israel atas kontribusinya dalam penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

“Tanpa serangan Israel terhadap Hizbullah dan Iran, kami tidak akan bisa membebaskan Suriah,” ujar al-Masri.

Ia juga menekankan bahwa Israel telah berperan penting dalam perubahan situasi di Suriah.

Abdul Jalil al-Saeed, mantan wakil Mufti Suriah, juga mengungkapkan optimisme tentang hubungan antara Suriah dan Israel.

Ia menyatakan bahwa Turki menganggap Israel sebagai faktor penting dalam kejatuhan rezim al-Assad.

Tumbangnya Rezim al-Assad

Rezim Presiden Bashar al-Assad diketahui telah tumbang setelah puluhan tahun berkuasa, dengan ibu kota Damaskus jatuh ke tangan oposisi pada Minggu (7/12/2024).

Oposisi bersenjata terlibat dalam perjuangan panjang untuk menjatuhkan rezim tersebut.

Setelah bentrokan meningkat pada 27 November 2024, rezim al-Assad kehilangan kendali atas banyak wilayah, termasuk Aleppo, Idlib, dan Hama.

Dengan penguasaan Damaskus oleh oposisi, rezim al-Assad yang telah berkuasa selama 61 tahun resmi berakhir.

Al-Assad dan keluarganya dilaporkan melarikan diri dari Suriah setelah oposisi menguasai Damaskus, menandai akhir dari era panjang pemerintahan yang dimulai dengan kudeta Partai Baath pada 1963.



Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini