Ini akan diikuti oleh perjanjian kerja sama pertahanan dan pelatihan militer yang komprehensif, yang memungkinkan Turki membantu membentuk tentara Suriah yang baru dibentuk.
Dalam tinjauan tahunannya dengan wartawan minggu lalu, Menteri Pertahanan Turki, Yaşar Güler, mengisyaratkan, perjanjian semacam itu sudah mulai digarap.
Langkah selanjutnya dalam rencana Turki adalah membentuk komisi konstitusional yang bertugas menyusun piagam dasar Suriah dan menentukan status kaum minoritas, khususnya suku Kurdi.
Untuk memfasilitasi hal ini, Turki bermaksud mengusulkan pembentukan komisi rekonsiliasi yang akan mempermudah proses transisi dan menyatukan kelompok-kelompok yang teralienasi. Hal ini dipandang penting untuk memastikan legitimasi pemerintahan Suriah di masa mendatang.
Menlu Iran Tak Kaget
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan Republik Islam mengharapkan pemerintah Suriah yang digulingkan menunjukkan fleksibilitas dan melibatkan oposisi dalam sistem pemerintahan, tetapi Iran menolaknya.
"Diharapkan para pejabat pemerintah menunjukkan fleksibilitas dan berbagi kekuasaan dengan oposisi, tetapi itu tidak terjadi," tulis Araghchi di surat kabar Lebanon al-Nahar pada Selasa.
Araghchi mengatakan jauh sebelum jatuhnya pemerintahan Bashar al–Assad, Iran telah mencapai kesimpulan bahwa pemerintah pusat Suriah akan menghadapi tantangan serius dalam memerintah negara tersebut.
Kepala diplomat itu juga mengatakan Iran selalu berhubungan dengan kelompok oposisi Suriah.
Ia juga mengatakan Iran telah memberi tahu pemerintah Assad, sangat penting untuk memasuki dialog politik dengan kelompok oposisi yang tidak terkait dengan terorisme.
Pemerintahan Suriah digulingkan hanya dalam waktu 11 hari. Pasukan oposisi merebut kota-kota besar satu demi satu dan pemerintahan Suriah digulingkan pada pagi hari tanggal 8 Desember.
Menteri luar negeri Iran juga mengatakan dia sama sekali tidak terkejut dengan jatuhnya pemerintah Suriah secara tiba-tiba.
“Secara pribadi, saya tidak melihat perkembangan ini sebagai sesuatu yang tidak terduga.”
Sumber: Nordic Monitor, Tehran News