Wilayah Pencaplokan Bertambah, Tentara Israel Umumkan Bentuk 5 Brigade Baru Pasukan Cadangan
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel (IDF) mengumumkan kalau Kepala Staf IDF, Herzi Halevi memutuskan untuk membentuk 5 brigade baru pasukan cadangan (reserve division), Khaberni melaporkan Rabu (18/12/2024).
Pasukan cadangan dalam ketentaraan Israel adalah personel rekrutan yang umumnya berasal dari sipil dalam program wajib militer.
Pembentukan brigade-brigade baru ini diumumkan dengan tujuan melakukan operasi 'pertahanan' di berbagai perbatasan.
Hal ini mengindikasikan adanya wilayah pencaplokan (okupasi) baru IDF, merujuk pada rencana 'buffer zone' (zona penyangga keamanan).
Zona penyangga keamanan ini terdiri dari sejumlah wilayah di front Utara dengan Lebanon dari gerakan Hizbullah, perbatasan dengan Yordania di Selatan, dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel di Suriah.
Selain itu, ada pula pembentukan buffering zone di Jalur Gaza.
Terkait pembentukan brigade baru, Herzi Halevi berkata, “Kami belajar dari perang yang sedang berlangsung bahwa tentara kami harus lebih besar dan lebih luas,”.
Halevi menambahkan, “Melalui brigade baru, kami akan dapat mengurangi beban pasukan cadangan".
Pasukan Infanteri Ringan
IDF merinci rencananya untuk membentuk divisi infanteri ringan baru berdasarkan sukarelawan cadangan.
Kata 'ringan' dalam divisi infanteri itu dimaksudkan untuk tugas patroli dan keamanan rutin, termasuk selama periode eskalasi konflik di berbagai front di seluruh wilayah pendudukan Israel.
"Divisi ke-96, yang juga dikenal sebagai Divisi David, akan terdiri dari lima brigade regional yang didasarkan pada tempat tinggal prajurit, bukan untuk pertahanan regional," tulis laporan Times of Israel soal rincian lima brigade baru IDF tersebut.
IDF mengatakan misi divisi tersebut sebagian besar terkait dengan pertahanan di perbatasan dengan Yordania dan di sepanjang tembok pembatas Tepi Barat.
Baca juga: Niat Israel Bangun Pagar 335 Km di Perbatasan Yordania Adalah untuk Caplok Lembah Yordan-Tepi Barat
Divisi tersebut juga akan beroperasi di Tepi Barat jika diperlukan.
"Para anggota divisi akan siap menanggapi kejadian mendadak di wilayah mereka masing-masing, karena mereka dijadwalkan untuk menyimpan senjata dan peralatan mereka di rumah, tidak seperti prajurit cadangan lainnya yang mengembalikan perlengkapan mereka ke tentara ketika meninggalkan tugas cadangan," lanjut laporan tersebut merinci tugas dan tanggung jawab personel brigade baru tersebut.
Divisi tersebut dibentuk oleh Mayjen (purn.) Moti Almoz, yang bersama Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi, sejauh ini telah menunjuk kelima komandan brigade dan 25 komandan batalion, bersama dengan sekitar 100 dari 125 komandan kompi.
Komandan divisi pertama adalah Brigadir Jenderal Oren Simcha, yang juga bertanggung jawab atas Divisi Regional Timur IDF yang baru .
"Komandan brigade tersebut meliputi Kolonel Yehuda Levin, yang akan memimpin Brigade Negba ke-189, yang terdiri dari pasukan dari Israel selatan; Kolonel Shai Babad, yang akan memimpin Brigade Yonatan ke-187, yang terdiri dari pasukan dari wilayah Shfela; Kolonel Elad Tahori, yang akan memimpin Brigade Yizraeli ke-186, yang terdiri dari pasukan dari Lembah Jezreel; Kolonel Dudu Cohen, yang akan memimpin Brigade Ori ke-182, yang terdiri dari pasukan dari wilayah Yerusalem; dan Kolonel Ori Levin, yang akan memimpin Brigade Galil-Golan, yang terdiri dari pasukan dari Galilea dan Dataran Tinggi Golan," tambah laporan tersebut merinci tiap komandan pasukan.
Diklaim Banyak Sipil Ajukan Diri Masuk Brigade Baru
Rencananya, 15.000 prajurit yang akan mengawaki divisi tersebut akan berusia antara 38 dan 58 tahun — di atas usia pengecualian tugas cadangan saat ini, yaitu 40 tahun bagi sebagian besar prajurit — dengan 80 persen di antaranya adalah sukarelawan.
"Ribuan mantan prajurit tempur dan pendukung tempur telah mengajukan diri untuk menjadi bagian dari divisi tersebut," menurut klaim IDF.
Dua batalyon unik dalam brigade tersebut meliputi satu batalyon yang terdiri dari tentara Badui, dan satu lagi yang beranggotakan mantan pelaut Angkatan Laut.
Sebagai catatan, saat ini, sebagian besar tentara Israel yang bertugas di Angkatan Laut tidak bertugas di cadangan, karena hanya ada sedikit tugas pasukan cadangan di Angkatan Laut.
IDF juga mempertimbangkan untuk menjadikan salah satu batalyon campuran apabila cukup banyak relawan perempuan yang ingin bertugas di divisi tersebut.
IDF berencana bahwa pada akhir tahun 2025, seluruh 25 brigade akan terbentuk sepenuhnya.
Berbicara di sebuah acara pada Senin malam, Halevi mengatakan, “Dalam perang ini, kami belajar bahwa IDF perlu menjadi lebih besar, lebih luas, dalam menghadapi situasi sulit dan perang yang panjang.”
"Kita perlu meyakinkan dan mendatangkan cukup banyak orang serta melatih mereka, tetapi kita memiliki semangat yang tepat dan pemahaman akan kebutuhan tersebut," kata kepala IDF.
(oln/khbrn/*)