TRIBUNNEWS.COM - Achmad Roghib Mabrur, mahasiswa Master Program of Agricultural Economics and Marketing di National Chung Hsing University (NCHU), konsisten mempromosikan budaya Indonesia di luar negeri melalui program mengajar Hands Together untuk siswa-siswi SD di Taiwan.
Puncak kegiatan pengajaran Bahasa Inggris yang bertema kebudayaan Indonesia ini bertepatan dengan Hari Jadi Banyuwangi ke-253.
Pengenalan budaya dan kuliner khas Banyuwangi berlangsung dengan sangat menarik ketika para siswa-siswi Yong Long Elementary School bertanya kepada Mabrur.
Salah satu siswa bertanya, "What is Pecel Pitik, Teacher?".
Mabrur pun dengan penuh semangat menjelaskan bahwa Pecel Pitik adalah makanan tradisional Banyuwangi yang terbuat dari ayam panggang yang diberi bumbu khas Suku Osing dan diolah menjadi hidangan yang sangat lezat.
"Saya merasa sangat terhormat ketika pihak Office of International Affairs (OIA) NCHU memberikan kesempatan kepada saya untuk memperkenalkan budaya daerah saya di SD Yong Long Elementary School," ujar putra daerah yang juga lulusan Poliwangi ini, pada Rabu (18/12/2024).
Kegiatan mahasiswa mengajar di sekolah dasar ini merupakan hasil kerja sama yang diorganisir oleh OIA NCHU dengan Yong Long Elementary School.
Selama satu semester, para guru relawan mendapatkan kesempatan mengajar selama 45 menit per sesi, dengan jadwal yang disesuaikan dengan kesepakatan bersama.
Lebih dari 15 guru relawan dari berbagai negara, termasuk Taiwan, Indonesia, Slovakia, Jerman, Prancis, dan lainnya, turut serta dalam kegiatan Hands Together ini.
Setiap negara memperkenalkan tradisi dan budaya masing-masing melalui pengenalan kosakata Bahasa Inggris, latihan berbicara, serta permainan yang dirancang untuk pengembangan motorik siswa sesuai kurikulum yang diterapkan.
"Ini adalah pengalaman pertama saya mengajar Bahasa Inggris di sekolah dasar di Taiwan. Selain menyenangkan, saya juga mendapatkan wawasan baru tentang sistem kurikulum di sini yang sangat terfokus pada pengembangan setiap siswa. Mereka diajarkan Bahasa dan budaya dari berbagai negara dengan menghadirkan guru langsung ke kelas. Keren sekali," imbuh Mabrur.
Siswa sekolah dasar di Taiwan memang diutamakan untuk belajar dalam lingkungan yang nyaman dan aman, sehingga para guru dituntut untuk kreatif dan memperhatikan pengembangan pengetahuan setiap murid.
Taiwan dikenal sebagai negara yang serius dalam meningkatkan sumber daya manusianya, di mana pemerintah mewajibkan pendidikan selama 12 tahun, dan pelanggaran terhadap kewajiban ini bisa dikenakan denda bagi keluarganya.
Mabrur menjelaskan bahwa sistem pendidikan di Taiwan sangat terstruktur dan maju, dengan ekosistem pendidikan yang berkembang pesat, mulai dari fasilitas yang memadai hingga perhatian terhadap kesejahteraan guru.
"Selama kami mengajar, mereka memberikan pelayanan yang baik, mulai dari sambutan dengan nyanyian yel-yel, fasilitas kelas yang lengkap, hingga apresiasi serta perhatian pada kesejahteraan guru. Semoga ilmu dan pengalaman ini bisa menginspirasi guru-guru di Indonesia," jelasnya.
Mabrur juga memperkenalkan budaya Banyuwangi kepada murid-muridnya, termasuk Pecel Pitik, Kopi Osing, Durian Merah, Tari Gandrung, Barong Kemiren, Angklung, dan bahkan membawa Udeng (ikat kepala khas suku Osing) serta batik Banyuwangi ke kelas untuk menunjukkan kekayaan budaya Indonesia.
Selain Mabrur, kegiatan ini juga diikuti oleh rekannya, Edwinata Bustami dari Bangka Belitung, yang memperkenalkan budaya Indonesia lainnya, seperti Nasi Goreng.
"Saya menampilkan beberapa video budaya khas Banyuwangi, seperti proses membatik, Tari Gandrung Sewu, Barong Kemiren, dan Kopi Luwak. Rasanya, 45 menit untuk menjelaskan keanekaragaman Indonesia, khususnya Banyuwangi, sangat tidak cukup," ujarnya.
Mabrur berharap, bertepatan dengan momentum Hari Jadi Banyuwangi ke-253, daerahnya terus mengalami kemajuan dan diberkahi dalam segala bidang, terutama di sektor pendidikan dan kesehatan yang sangat penting untuk pertumbuhan Sumber Daya Manusia (SDM). "Jika SDM-nya unggul, masyarakatnya akan semakin berdikari dan sejahtera," pungkasnya.
(*)