TRIBUNNEWS.COM - Penemuan mengejutkan kembali terjadi di Damaskus, Suriah.
Kali ini, Tim Pertahanan Sipil di Damaskus menemukan sisa-sisa jasad di gudang di distrik Sayyidah Zaynab Damaskus pada hari Rabu (18/12/2024).
Menurut laporan Anadolu Anjansi, gudang tersebut diperkirakan menyimpan lebih dari 20 jasad, di antaranya anak-anak.
Anggota Administrasi Pertahanan Sipil, Ammar Selmo awalnya mengira gudang tersebut merupakan tempat penyimpanan narkoba.
Namun saat digeledah, ditemukan mayat dan kerangka yang membusuk di gudang tersebut.
Mereka kemudian mendokumentasikan mayat-mayat tersebut dan menentukan jumlah korban.
Setelah dihitung jumlah jasad, tes DNA akan segera dilakukan.
Sebelum ditemukan gedung ini, kuburan massal telah ditemukan di Suriah.
Temuan Kuburan Massal Berisi 100.000 Jenazah
Kepala organisasi advokasi Suriah yang berbasis di AS, Mouaz Moustafa mengatakan bahwa mereka telah menemukan kuburan massal di luar Damaskus pada hari Senin (16/12/2024).
Berbicara lewat panggilan telepon, Moustafa mengatakan bahwa kuburan massal di al Qutayfah ini berisi setidaknya 100.000 jenazah.
Kuburan massal yang berada di 25 mil dari utara ibu kota Suriah ini merupakan salah satu dari lima kuburan massal yang telah diidentifikasi selama bertahun-tahun.
Baca juga: Kesaksian Penggalian Kuburan Massal di Dekat Damaskus, Ratusan Ribu Orang Diyakini Terkubur
"Seratus ribu adalah perkiraan paling konservatif dari jumlah jenazah yang dikubur di lokasi tersebut," kata Moustafa, dikutip dari The New Arab.
"Itu perkiraan yang sangat, sangat, sangat, hampir tidak adil dan konservatif," tambahnya.
Menurutnya, masih banyak kuburan massal lainnya yang belum diidentifikasi hingga saat ini.
Sementara itu, Moustafa menduga ratusan jenazah yang ditemukan ini merupakan korban dari rezim Bashar Al-Assad.
Diperkirakan, banyak warga Suriah yang terbunuh sejak 2011 di bawah pemerintahan Assad.
Di mana saat itu dimulainya perang saudara berskala penuh.
Menurut pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris, sekitar 60.000 orang telah terbunuh karena penyiksaan atau karena kondisi yang mengerikan di pusat-pusat penahanan al-Assad.
Bashar Al-Assad juga diduga telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan melakukan penyiksaan.
Namun Assad berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Moustafa mengatakan banyak jenazah yang dibawa dari rumah sakit militer hingga dikumpulkan dan disiksa hingga meninggal.
Mayat-mayat tersebut juga dikabarkan dibawa ke lokasi oleh kantor pemakaman kota Damaskus yang personelnya membantu menurunkannya dari traktor-trailer berpendingin.
Ia mengatakan bahwa pernyataan ini bisa dipertanggungjawaban lantaran ia mendapatkan informasi valid dari orang-orang yang bekerja di kuburan massal tersebut.
"Kami dapat berbicara dengan orang-orang yang bekerja di kuburan massal tersebut, yang telah melarikan diri dari Suriah atau yang kami bantu melarikan diri," kata Moustafa.
ebagai informasi, saat ini Assad telah digulingkan oleh kelompok pemberontak dalam serangan besar-besaran yang berpuncak pada perebutan ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12/2024)
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Konflik Suriah