Rutte menilai bahwa banyak dari mereka justru "bermain sesuai dengan keinginan" pemimpin Rusia, Vladimir Putin.
Dalam artikelnya, Rutte menyoroti beberapa poin penting yang perlu diperhatikan oleh para pemimpin Eropa.
Rutte menekankan bahwa alih-alih membahas kapan perundingan perdamaian akan dimulai, perhatian utama harus difokuskan pada langkah-langkah konkret yang dapat diambil sekarang.
Rutte juga mengingatkan bahwa pembicaraan publik mengenai perundingan perdamaian dapat mencegah kemajuan yang signifikan dalam mendukung Ukraina.
Menurutnya, mendiskusikan kemungkinan keterlibatan pasukan penjaga perdamaian Eropa di depan umum berisiko memperburuk situasi.
Hal ini juga bisa menjadi alat bagi Putin untuk mendapatkan keuntungan dalam negosiasi.
Baca juga: Bertahun-tahun Beri Dukungan, Putin Klaim Jatuhnya Rezim Assad di Suriah Bukan Kekalahan bagi Rusia
- Korea Utara Produksi Rudal Balistik dan Memasoknya ke Rusia
Korea Utara telah menunjukkan kemampuan untuk memproduksi rudal balistik dan menyuplai senjata tersebut ke Rusia dalam waktu singkat.
Hal ini diungkapkan oleh Jonah Leff, kepala organisasi penelitian yang memantau penggunaan senjata dalam konflik Ukraina, dalam pernyataannya di depan Dewan Keamanan PBB.
Menurut Leff, para peneliti telah menganalisis sisa-sisa empat rudal dari Korea Utara yang ditemukan di Ukraina selama bulan Juli dan Agustus.
Salah satu dari rudal tersebut memiliki tanda yang menunjukkan bahwa produksi dilakukan pada tahun 2024.
Ini menjadi bukti publik pertama bahwa rudal yang diproduksi di Korea Utara dapat digunakan di Ukraina dalam hitungan bulan, bukan dalam waktu bertahun-tahun.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)