News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Suriah

Pemimpin HTS: Suriah Tak akan Izinkan Kepemilikan Senjata di Luar Kendali Negara

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin baru Suriah yang juga pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani atau Ahmad Al-Sharaa

Pertemuan ini tepat terjadi 2 hari setelah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan keberangkatan Fidan ke Damaskus untuk membahas pemerintahan baru Suriah.

Fidan mengatakan, pihaknya berjanji akan terus mendukung masa transisi Suriah setelah rezim Assad runtuh.

"Turki akan terus berdiri di sisi Anda. Semoga hari-hari tergelap di Suriah telah berlalu dan hari-hari yang lebih baik menanti kita," kata Fidan, dikutip dari Al Jazeera.

Fidan juga menekankan bahwa sanksi Internasional terhadap Suriah harus segera dicabut.

Apabila sanksi telah dicabut, maka akan membuat pemerintahan transisi berjalan lebih lancar.

"Sanksi terhadap Damaskus harus dicabut secepat mungkin dan masyarakat internasional perlu bergerak untuk membantu Suriah bangkit kembali dan agar para pengungsi dapat kembali," tegasnya.

Pernyataan ini sebelumnya juga telah diungkapkan oleh Al-Sharaa saat mengadakan konferensi pers pertamanya setelah Assad digulingkan.

Ia juga meminta sanksi Internasional untuk Suriah segera dicabut.

“Semua sanksi ekonomi harus dicabut, sekarang predator sudah pergi dan hanya korban yang tersisa. Faktor ketidakadilan dan penindasan sudah hilang. Sekarang saatnya sanksi-sanksi ini dicabut,” kata Sharaa.

Menurutnya, sanksi yang dijatuhkan ini telah cukup lama dan saat ini waktu yang tepat untuk dicabut, mengingat rezim Assad telah runtuh.

“Rezim ini telah berkuasa selama lebih dari 50 tahun, dan beberapa sanksi ini dijatuhkan pada tahun 1970-an. Itulah sebabnya tindakan harus cepat, sanksi ini harus segera dicabut agar kita dapat memajukan negara kita," jelasnya.

Sementara itu, Turki memandang komponen utama pasukan yang didukung AS, yang mengendalikan sebagian besar wilayah utara dan timur laut Suriah, terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), musuh domestiknya yang terlarang.

“Kami berupaya melindungi sekte dan kelompok minoritas dari segala serangan yang terjadi di antara mereka” dan dari aktor “eksternal” yang mencoba memanfaatkan situasi “untuk menimbulkan perselisihan sektarian,” imbuh al-Sharaa.

“Suriah adalah negara untuk semua orang dan kita dapat hidup berdampingan bersama,” tambahnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini