Ia juga dikenal sebagai individu yang melontarkan ancaman-ancaman pembunuhan melalui media sosial terhadap warga negara Jerman.
Pihak berwenang Jerman akan mengumpulkan lebih banyak bukti untuk menentukan motif pasti dari serangan ini, serta mengkaji lebih lanjut latar belakang tersangka.
Selain itu, serangan ini memicu diskusi lebih lanjut tentang efektivitas kebijakan keamanan dan imigrasi di Eropa, khususnya terkait penanganan individu dengan kecenderungan ekstremisme yang telah teridentifikasi sebelumnya.
Profil Pelaku
Taleb al-Abdulmohsen adalah seorang psikiater berusia 50 tahun asal Arab Saudi yang telah tinggal di Jerman selama hampir dua dekade.
Dia dikenal sebagai seorang yang memiliki pandangan anti-Islam dan kerap menyuarakan kritik terhadap kebijakan Jerman terhadap pengungsi.
Tersangka sebelumnya telah membuat beberapa ancaman secara daring, termasuk mengkritik Jerman atas perlakuan terhadap pengungsi Saudi, serta menulis ancaman terhadap negara tersebut di media sosial.
Dikutip Al Jazeera, pada Agustus 2024, ia menulis postingan yang menyatakan, “Apakah ada jalan menuju keadilan di Jerman tanpa meledakkan kedutaan Jerman atau membantai warga negara Jerman secara acak?”
Polisi Jerman Panen Kritik
Masyarakat Jerman merasa terguncang, dan serangan ini kembali memicu perdebatan tentang kebijakan pengungsi di negara tersebut, mengingat latar belakang pelaku yang memiliki retorika anti-Islam.
Polisi Jerman menghadapi kritik atas penanganan terhadap Taleb sebelumnya.
Meskipun dinas rahasia Saudi memperingatkan badan mata-mata Jerman (BND) tentang ancaman yang dilontarkan Taleb setahun yang lalu, pihak berwenang Jerman tidak menganggapnya sebagai ancaman serius.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa polisi negara bagian dan federal telah melakukan penilaian risiko terhadap Taleb pada tahun lalu, tetapi mereka menyimpulkan bahwa ia tidak menimbulkan “bahaya khusus.”
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)