“Transparansi perihal produksi senjata Rusia mulai menurun secara mencolok sejak Rusia mencaplok Krimea tahun 2014 dan sebagian besar perusahaan senjata berhenti menerbitkan laporan keuangan setelah Rusia melancarkan invasi berskala penuh ke Ukraina tahun 2022,” kata SIPRI.
Josep Fitsanakis, pakar intelijen dan keamanan di Coastal Carolina University, juga memberikan pendapat serupa.
“Produksi militer Rusia saat ini mengalahkan produksi militer AS dan seluruh negara NATO jika digabungkan,” kata Fitsanakis.
“Ini mungkin susah dipercaya, tetapi Rusia wajib melakukannya jika ingin mengalahkan [jumlah] bantuan yang diberikan kepada Ukraina.”
Adapun dalam laporan bulan April 2024, SIPRI memperkirakan Rusia telah meningkatkan anggara militernya hingga 24 persen menjadi $109 miliar. Jumlah itu setara dengan 5,9 persen ekonominya.
(Tribunnews/Febri)