TRIBUNNEWS.COM - Menurut analis dari Ukraina, Kazakhstan, dan Azerbaijan, pesawat penumpang Azerbaijan yang jatuh di atas Chechnya kemungkinan ditembak oleh sistem pertahanan udara Rusia.
Analisis para ahli muncul setelah banyak laporan yang mengutip pernyataan pejabat Azerbaijan yang tidak disebutkan namanya, seperti dilaporkan oleh Al Jazeera.
Kecelakaan ini menewaskan sedikitnya 38 orang.
Serangan ini mungkin terjadi karena pasukan pertahanan udara Rusia panik akibat serangan pesawat tak berawak Ukraina yang berlangsung di wilayah tersebut.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa Moskow mungkin memperburuk insiden ini dengan tidak mengizinkan pesawat yang rusak untuk mendarat di dekatnya dan malah memaksanya terbang menuju Kazakhstan.
Beberapa media Rusia mengklaim bahwa pesawat tak berawak Ukraina yang merusak pesawat Azerbaijan, sementara saluran televisi milik Kremlin bersikeras bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh burung dan kabut.
Para analis senior, termasuk Andrey Pronin, yang mempelopori penggunaan pesawat nirawak di militer Ukraina, membantah klaim tersebut.
Baku, ibu kota Azerbaijan, belum secara resmi mengumumkan hasil penyelidikannya.
Akan tetapi sejumlah pejabat Azerbaijan menuding pertahanan udara Rusia sebagai penyebab kecelakaan itu.
Kronologi Kecelakaan Pesawat Azerbaijan
Kremlin mengklaim bahwa penerbangan AZAL 8432 dengan 67 penumpang menabrak sekawanan burung pada Rabu (25/12/2024) dini hari setelah memasuki wilayah udara Rusia untuk mendarat di Grozny, ibu kota Chechnya.
Beberapa jam setelah insiden, foto dan video pesawat tersebut beredar.
Foto menunjukkan kerusakan yang tampaknya disebabkan oleh tembakan dari sistem pertahanan udara Rusia, yakni Pantsir-S, VOA melaporkan.
Sistem pertahanan udara ini digunakan oleh Chechnya untuk menangkis serangan pesawat nirawak Ukraina, yang sedang berlangsung pada saat itu.
Para ahli menyatakan bahwa kerusakan pada pesawat tersebut sangat mirip dengan kerusakan yang disebabkan oleh tembakan dari sistem Pantsir-S1.