News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Suriah

Pemimpin HTS Dikritik karena Menolak Bersalaman dengan Menteri Jerman, Annalena Baerbock Buka Suara

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin HTS Ahmed Al-Sharaa saat menyambut menteri luar negeri dari Jerman dan Prancis

Al-Sharaa memimpin HTS, kelompok Islam garis keras yang dulunya merupakan cabang Al-Qaeda di Suriah, meskipun HTS memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda pada tahun 2017.

Al-Sharaa dan kelompoknya sebelumnya mendirikan pemerintahan de facto di provinsi Idlib, barat laut Suriah, sebelum melancarkan serangan kilat yang mencapai Damaskus pada 8 Desember, yang secara efektif mengakhiri kekuasaan keluarga Assad selama 53 tahun.

Kebangkitan kekuasaan kelompok Islamis ini telah memicu kekhawatiran atas hak-hak minoritas dan perempuan di Suriah.

Meskipun demikian, HTS telah berulang kali berjanji untuk menghormati hak-hak dan kebebasan semua warga Suriah, tanpa memandang jenis kelamin atau agama.

Menunjuk Dua Wanita dalam Posisi Penting Pemerintahan

Penunjukan dua tokoh wanita dalam posisi penting pemerintahan dipandang sebagi bentuk komitmen al-Sharaa untuk melibatkan perempuan dalam pemerintahan.

Sebelumnya, Sharaa menunjuk Aisha al-Dibs sebagai Kepala Kantor Urusan Perempuan.

Mengutip Anadolu Agency, al-Dibs, yang sebelumnya bekerja di bidang bantuan kemanusiaan, menyebut dirinya sebagai seorang aktivis yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan pekerjaan kemanusiaan.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera dari Damaskus pada Minggu (22/12/2024), al-Dibs mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk melibatkan perempuan Suriah dalam lembaga sosial, budaya, dan politik.

Pemerintah juga akan merekrut perempuan yang memenuhi syarat untuk bekerja di sektor kesehatan dan pendidikan.

“Kita semua tahu bahwa perempuan Suriah, secara historis, sangat efektif dan mampu memimpin di berbagai bidang. Saat ini, kami sedang berupaya mengembalikan mereka ke peran utama dalam membangun Suriah baru, negara yang bebas seperti yang kita semua cita-citakan,” kata al-Dibs.

Ia juga berjanji untuk mendorong perempuan dari semua provinsi dan suku di Suriah untuk berpartisipasi dalam konferensi nasional mendatang, yang akan membahas masa depan negara tersebut.

lihat foto Maysaa Sabrine, Wanita Pertama yang Memimpin Bank Sentral Suriah

Baca juga: Dewan Keamanan PBB akan Memutuskan untuk Menghapus HTS Suriah dari Daftar Teroris versi Mereka

Setelah al-Dibs, Sharaa menunjuk Maysaa Sabrine, sebagai Gubernur Bank Sentral Suriah.

Maysaa Sabrine menjadi wanita pertama yang menduduki posisi Gubernur Bank Sentral Suriah dalam sejarah 70 tahun tersebut.

Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang perbankan, Sabrine adalah pejabat senior yang telah lama bekerja di bank sentral, sebagian besar berfokus pada pengawasan sektor perbankan Suriah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini