News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

5 Nelayan Indonesia yang Selamat dari Kecelakaan Kapal telah Kembali ke Kota Kita-Ibaraki Jepang

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Asosiasi Koperasi Perikanan Otsu Noriho Suzuki (kanan) dan Direktur Pelaksana Yoshinori Sakamoto (kiri) menanggapi wawancara pers di Kota Choshi, Prefektur Chiba kemarin (6/1/2025) sore.

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Dilaporkan kecelakaan kapal penangkap ikan sarden di Jepang, Senin (6/1/2025) tidak membawa korban pada pemagang Indonesia.

Bahkan mereka sudah kembali ke koperasi perikanan tempat asal mereka mulai bekerja.

"Kelima pekerja magang teknis Indonesia telah kembali  ke Koperasi Perikanan Otsu di Kota Kita-Ibaraki," ungkap Ketua Asosiasi Koperasi Perikanan Otsu Noriho Suzuki dalam jumpa pers kemarin (6/1/2025) sore .

Menanggapi kecelakaan maritim di mana kapal penangkap ikan seine (jejaring menggantung secara vertikal di dalam air dengan tepi bawahnya ditahan oleh beban dan tepi atasnya didukung oleh pelampung) terbalik di lepas pantai Pelabuhan Kashima di Prefektur Ibaraki, para eksekutif Koperasi Perikanan Otsu mengadakan konferensi pers di Pelabuhan Perikanan Choshi di Prefektur Chiba sore harinya (6/1/2025).

"Kami  memiliki banyak kru veteran dan merupakan nelayan yang sangat baik korban tersebut," kata Ketua Asosiasi Koperasi Perikanan Otsu Noriho Suzuki.

Baca juga: Rudal Balistik yang Diluncurkan Korut Jatuh di ZEE Jepang, Menteri Pertahanan Nakatani Buka Suara

Meskipun demikian Suzuki menolak berkomentar tentang penyebab spesifik kecelakaan itu. 

Kapal (80 ton) penangkap ikan sarden yang membawa ikan terlalu banyak terjungkal terbalik di lepas pantai Pelabuhan Kashima dengan 20 kru, 5 orang di antaranya adalah warga Indonesia. 

Menurut Koperasi Perikanan Otsu dan lainnya, Ohama Maru No. 8 yang terbalik berangkat dari Pelabuhan Perikanan Otsu sekitar tengah malam  pada tanggal 5 Januari atau 6 Januari pagi sekali dan memulai operasi penangkapan ikan jaring gulungan pertama pada malam hari. 

Kecelakaan itu terjadi selama operasi kedua, yang dimulai setelah tengah malam 5 Januari sampai 6 Januari pagi.

Koperasi perikanan menerima laporan kecelakaan sekitar pukul 2 pagi tanggal 6 Januari 2025.

Menurut koperasi perikanan, awak kapal Jepang yang diselamatkan dan aman diinapkan semalaman di sebuah hotel di Kota Choshi, Prefektur Chiba, pada tanggal 6 Jauari 2025.

Yoshinori Sakamoto, direktur eksekutif koperasi perikanan, mengatakan tentang penyebab rinci kecelakaan itu, "Saya tidak dapat memberi tahu Anda penyebab pasti kecelakaan itu karena masih koordinasi dengan pihak  Penjaga Pantai Jepang (JCG), tetapi kami akan melakukan yang terbaik untuk mencari orang hilang sebanyak 3 nelayan Jepang. Sedangkan 2 nelayan Jepang meninggal dunia."

"Saat itu, armada kapal penangkap ikan yang terdiri dari 24 kapal, termasuk Ohama Maru, beroperasi di tempat penangkapan ikan yang sama, dan mengingat kondisi jaring, jumlah ikan pasti 300 ton atau lebih.

Biasanya, dibutuhkan dua atau tiga kali untuk menangkap ikan yang cukup untuk dimuat di kapal, tetapi pada hari tersebut, kami dapat menangkap cukup banyak ikan dalam satu operasi, sehingga banyak kapal lain menyelesaikan penangkapan ikan mereka dengan mengatakan, Kami akan kembali mendarat,'" tambah Sakamoto.

Sementara itu dalam lelang pertama yang diadakan pada tanggal 5 Januari di Pasar Toyosu di Tokyo, seekor tuna sirip biru seberat 276 kilogram dari Oma di Prefektur Aomori dilelang dengan harga 207 juta yen (sekitar Rp.21 miliar seekor) , harga tertinggi kedua dalam sejarah.

Ikan dinamakan "Tuna Ichiban" dengan harga tertinggi diperoleh Masahiro Takeuchi (73), yang telah menjadi nelayan selama sekitar 25 tahun.

Diskusi nelayan tersebut juga dilakukan di wag Pencinta Jepang silakan gabung gratis email  ke: tkyjepang@gmail.com (Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini