28 Desember 2024: Serangan rudal menargetkan Pangkalan Udara Nevatim Israel di wilayah Negev.
16 Desember 2024: Sebuah lokasi militer Israel di pinggiran kota Tel Aviv, Jaffa, diserang.
11 Desember 2024: Houthi mengumumkan serangan terhadap situs militer Israel di Tel Aviv menggunakan rudal Palestine-2.
Baca juga: Houthi Gempur Israel 13 Serangan dalam 10 Hari: Rudal Hipersonik Sasar Pangkalan Udara NevatimĀ
Mengapa Houthi Menargetkan Israel?
Gerakan Houthi sering dianggap sebagai pejuang proksi bagi Iran.
Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) yang terafiliasi Houthi di Sanaa juga menerima dukungan militer, termasuk senjata, dari Teheran.
Baca juga: Dinamika Yaman dan Konflik di Laut Merah: Selain AS, Houthi Juga Hadapi Tangan Arab Saudi dan UEA
Iran, yang merupakan musuh bebuyutan Israel, memiliki hubungan kuat dengan Hamas, yang beroperasi di Gaza.
Pro-Iran, para petempurĀ Houthi telah mengambil sikap anti-Israel dan mulai memperlakukan negara itu sebagai musuh.
Secara khususnya, mereka tidak memiliki konflik teritorial atau politik langsung dengan Tel Aviv.
Sejak 7 Oktober 2023, Houthi telah mengintensifkan serangan terhadap kepentingan Israel di Laut Merah, yang semakin meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Front Baru, Berita Buruk Bagi Israel
Pada Senin, 30 Desember 2024, silam sebuah rudal balistik ditembakkan dari Yaman ke Israel.
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), rudal yang datang dari Yaman berhasil dicegat dalam perjalanannya. Selain itu, sirene terus berbunyi di Israel untuk memperingatkan penduduk tentang rudal yang mendekat dan ditujukan ke Israel bagian tengah.
Israel telah terlibat dalam konflik bersenjata dengan berbagai kelompok perlawanan seperti Houthi, Hamas, dan Hizbullah sejak 7 Oktober 2023.
Sementara itu, Israel telah membuka front baru menjelang tahun baru kemarin.
Israel telah melancarkan serangan langsung terhadap kelompok militan pro-Iran Houthi dan telah melakukan serangan di Yaman.