Moshe Shmueli, direktur Divisi Lapangan Regavim dan seorang perwira tinggi di cadangan IDF yang sangat memahami masalah ini, berkata, “Operasi-operasi ini paling tepat digambarkan sebagai usaha untuk menutupi kekurangan—terlalu sedikit dan terlambat untuk dianggap serius. PASF bukanlah bagian dari solusi, mereka telah terlibat dalam perlawanan selama beberapa dekade, dan sandiwara baru-baru ini tidak mengubah DNA PASF.”
Laporan Regavim menyampaikan bahwa “PA memberi penghormatan kepada pejuang milisi Perlawanan yang gugur dari kelompok yang sama yang kini seolah-olah menjadi target kegiatan penegakan hukum [PA], dengan memberi nama jalan, alun-alun, bahkan sekolah dan program pendidikan dengan nama mereka, serta menanamkan warisan mereka dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
“Pemuliaan ini meluas ke ranah budaya dan pendidikan, di mana aksi perlawanan dipuji melalui musik, puisi, dan kurikulum sekolah, yang memengaruhi generasi berikutnya.
“Selain itu, program 'bayar untuk membunuh' PA menawarkan insentif finansial kepada personel milisi dan keluarga mereka, sehingga memberikan keuntungan ekonomi bagi tindakan terorisme.
"Pola perilaku ini tetap tidak berubah. Otoritas Palestina tidak hanya gagal menentang kelompok perlawanan, tetapi juga secara aktif mendukungnya," para peneliti LSM itu menyimpulkan.
PA Melindungi Dirinya sendiri
Maurice Hirsch, direktur Inisiatif Akuntabilitas dan Reformasi Otoritas Palestina di Pusat Keamanan dan Urusan Luar Negeri Yerusalem dan mantan direktur Penuntutan Militer di Yudea dan Samaria, mengomentari laporan LSM Israel tersebut.
Dia mengatakan, seperti dilansir JNS, “PASF telah memainkan peran utama dalam aksi serangan Palestina terhadap Israel selama lebih dari dua setengah dekade."
"Pejabat PA secara terbuka bersukacita atas fakta tersebut," katanya.
"Delusi Oslo tidak lebih dari sekadar pasukan polisi PA," imbuhnya.
Namun, PA "telah membangun pasukan perlawanan yang besar. Pasukan itu didanai dan dilatih oleh AS dan Eropa.
"Meskipun PASF secara aktif berpartisipasi dalam perlawanan atau mengabaikan upaya organisasi perlawanan lain untuk menyerang Israel dan warga Israel, PASF hanya beraksi terhadap warga Palestina, seperti yang kita lihat di Jenin, ketika para faksi perlawanan Palestina tersebut mengancam pemerintahan diktator Fatah," kata Hirsch.
Anggota Knesset dari Partai Likud, Dan Illouz, mengatakan kepada JNS, “PA bukanlah mitra perdamaian—ia adalah rezim perlawanan yang mengenakan jas.
"'Pasukan keamanannya' tidak lebih dari teroris berlencana, yang membunuh warga Israel sambil berpura-pura memerangi ekstremisme. Ini bukan masalah sistem, ini sistemnya. Ini bukan infiltrasi, ini kebijakan,” kata dia.
"PA telah “memicu perlawanan (terhadap Israel), membayar gaji kepada para pembunuh, mengagungkan jihad, dan menghasut genosida terhadap orang Yahudi” selama beberapa dekade," tambahnya.