Peta pertama yang mencantumkan nama "Golfo de Mexico" muncul pada abad ke-16.
Kala itu Spanyol menjajah wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kuba, Meksiko, dan negara-negara bagian AS yang mengelilinginya.
Teluk Meksiko adalah salah satu perairan terbesar dan terpenting di dunia, dengan luas sekitar 600.000 mil persegi.
Perairan ini juga merupakan rumah bagi setengah dari kapasitas penyulingan minyak bumi dan pemrosesan gas alam AS.
Teluk Meksiko juga menyuplai sekitar 40 persen makanan laut negara tersebut.
Teluk ini juga memiliki rawa yang luas, dengan garis pantai hampir 30.000 mil yang menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya.
Bukan Kelakar Pertama Kali
Kelakar Trump untuk mengganti nama Teluk Meksiko bukanlah yang pertama kali mengaung.
Pada tahun 2012, Anggota DPR Negara Bagian Mississippi, Steve Holland, mengusulkan sebuah RUU untuk mengganti nama Teluk Meksiko menjadi "Teluk Amerika."
Namun, Holland kemudian menarik kembali pernyataannya dan mengklarifikasi bahwa itu adalah sebuah candaan untuk mengkritik sikap anti-imigran dari rekan-rekannya di Partai Republik.
Nama yang sama juga disarankan oleh Stephen Colbert pada acara Comedy Central "The Colbert Report" selama tumpahan minyak BP pada tahun 2010.
Ia menyatakan dengan candaan, "Kita merusaknya, kita membelinya."
Tanggapan Presiden Meksiko
Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum Pardo, memberikan tanggapan terhadap usulan Trump dan menolak gagasan mengganti nama Teluk Meksiko menjadi "Teluk Amerika."
Dalam konferensi pers pada hari Rabu di Mexico City, Sheinbaum menyarankan agar Amerika Serikat justru diganti namanya menjadi "Amerika Meksiko."
Sheinbaum memamerkan peta abad ke-17 yang menunjukkan wilayah yang sekarang dikenal sebagai Amerika Serikat dengan label "America Mexicana" atau "Amerika Meksiko."