Tsunami yang disebabkan oleh longsoran anak gunung Krakatau pada Sabtu (22/12) tidak hanya melanda kawasan pesisir Banten saja. Di Lampung Selatan, dampak tsunami tersebut juga tak kalah tragisnya. Menko PMK Puan Maharani, selasa pagi ini pun mengunjungi kawasan Rajabasa, Lampung Selatan, untuk melihat secara langsung dampak tsunami dan memastikan penanganannya.
Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Lampung Selatan, Menko Puan didampingi Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri PUPERA Basuki Hadimoeljono dan Menkes Nila F. Moeloek. Turut mendampingi, Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, Plt. Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto serta Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi.
Menko Puan bersama rombongan pertama kali mengunjungi Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan. Desa ini merupakan salah satu kawasan terparah yang terkena dampak tsunami. Banyak bangunan rumah, fasilitas umum dan sosial yang hancur terkena gelombang tsunami.
Di desa ini, Menko Puan sempat mengecek kesiapan pelayanan dapur umum yang dikelola oleh Kementerian Sosial. Menko Puan juga sempat memberikan santunan kepada empat ahli waris korban tsunami secara simbolis sembari berdialog langsung dengan para korban yang terluka.
Di Way Muli juga, Menko Puan menyempatkan diri melihat dari dekat lokasi akibat tsunami yang berada di bibir pantai. Ketika itu tengah dilakukan pembersihan puing dan sampah oleh para petugas serta relawan.
Setelah dari Desa Way Muli, Menko Puan melanjutkan kunjungannya dengan bertemu para pengungsi di Desa Cugung. Desa Cugung terletak di perbukitan, karenanya masyarakat Desa Way Muli banyak yang mengungsi ke kawasan tersebut. Di Desa Cugung para pengungsi ditampung di masjid/ musholla, majelis taklim dan rumah-rumah warga. Pada kesempatan itu, Menko Puan menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban tsunami yang meninggal.
"Saya minta bapak/ ibu tabah menghadapi kejadian ini. Bagaimanapun hidup terus berlanjut, maka kita harus ambil hikmahnya atas peristiwa ini," ujarnya.
Pemerintah sendiri sebutnya, tidak akan tinggal diam terhadap peristiwa ini. Menurutnya, untuk korban meninggal, pemerintah akan memberikan santunan Rp 15 juta rupiah bagi setiap korban meninggal. Pemerintah juga akan membantu merenovasi rumah warga yang rusak.
"Rumah warga yang ada di pinggir pantai nantinya juga akan direlokasi. Pemerintah akan membangun rumah yang lokasinya nanti ditentukan oleh Pemerintah Daerah," tegasnya. Pada kesempatan ini, secara simbolis, Menko Puan sempat memberikan bantuan sosial kepada para pengungsi.
Menutup kunjungannya di Lampung Selatan, Menko Puan dan rombongan mengunjungi RS. Bob Bazar untuk melihat penanganan korban tsunami. Di RSUD yang termasuk tipe C ini, terdapat 60 orang luka berat akibat tsunami. Menko Puan sempat meninjau ruang IGD dan dua ruang perawatan. RS Bob Bazar sendiri mampu menampung pasien sebanyak 176 orang. Kepada awak media, Menko Puan menegaskan,
"Pemerintah akan segera melakukan penanganan dampak bencana, mulai dari pemenuhan kebutuhan dasar hingga pemulihan," pungkasnya.
Akibat tsunami di Lampung Selatan, hingga hari ini tercatat sebanyak 110 orang meninggal dunia, 279 orang luka-luka dirawat di RSUD. Untuk rumah sebesar 302 rusak berat dan 1.200 rusak ringan. Terdapat 3 lokasi yang menjadi prioritas penanganan yaitu wilayah Way Muli, Kunjir dan Bom. Sementara, data jumlah pengungsi adalah sekitar 1.300 orang. (*)