TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertanian (Mentan) RI melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Cibinong untuk memantau pasokan dan harga beras di daerah Jabodetabek, khususnya di Bogor.
“Sidak tersebut bertujuan memastikan pasokan dan harga beras di pasar, apakah sudah sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) atau justru di bawah HPP,” ungkap Mentan Amran Sulaiman.
Dalam sidak yang digelar Rabu (20/5/2015) tersebut, Mentan berdialog dengan salah seorang pedagang beras Teguh Jaya, Linawati. Pedagang tersebut menyatakan harga beras di sana berada di kisaran Rp 6.500 hingga Rp 7.200 per kilogram.
Mendengar informasi tersebut, Mentan dan rombongan kaget. Sebab, harga beras yang beredar di Pasar Cibinong masih berada di bawah HPP.
Seharusnya, menurut Amran, harga beras yang dijual di pasar berada pada kisaran Rp 7.300 hingga Rp 8.500. Hal tersebut telah diatur dalam Inpres No. 5 Tahun 2015.
Namun, terlepas dari harga yang masih di bawah HPP, di Pasar Cibinong tidak terdapat beras impor. Hal itu terungkap setelah Mentan bertanya pada Linawati.
“Saya mau tanya apa di sini ada beras impor?” tanya Mentan. Linawati pun menjawab sampai saat ini tidak ada beras impor, karena pasokan dari sentral beras yang telah panen mencukupi kebutuhan di toko berasnya.
Pasokan yang mencukupi tersebut disebabkan musim panen raya yang dilakukan sepanjang bulan Januari hingga April lalu. Produksinya tercatat lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Mendengar hal itu, Mentan dan Mendag pun menegaskan pasokan beras sampai Lebaran masih aman, sehingga impor beras tidak perlu dilakukan.
Seusai memastikan tidak adanya beras impor yang dijual, Mentan menyampaikan keinginannya untuk membeli beras tersebut. “Kalau begitu saya mau beli beras tiga karung untuk saya, lalu dua karung untuk Menteri Koperasi dan UKM serta Menteri Perdagangan,” kata Amran.
Bukan hanya membeli, Mentan pun mempraktikkan kepiawaiannya menawar harga beras, yang semula ditawarkan Linawati Rp 7.200 ditawarnya hingga Rp 6.500. Hal itu menyiratkan pesan bahwa harga beras yang dijajakan pedagang dapat ditawar hingga 10% dari harga jual, karena pedagang sudah untung dengan harga jual Rp 5.500 dari petani.
Itu berarti harga beras dari petani sudah cukup memadai untuk memberi keuntungan bagi petani sehingga mereka semangat menanam kembali.
Selain Mentan beserta jajaran Kementerian Pertanian, sidak di Pasar Cibinong itu juga diikuti Menteri Perdagangan Rahmat Gobel dan Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga, serta sejumlah pejabat terkait di kedua kementerian.
Beras Plastik
Selain memantau pasokan dan harga beras, Mentan juga mengecek kebenaran adanya beras plastik yang saat ini tengah ramai menjadi kontroversi di masyarakat.
Di tengah kontroversi beredarnya kasus yang berawal dari Bekasi, Jawa Barat itu, ketiga menteri menanyakan hal serupa kepada sang pedagang. Linawati pun langsung memastikan tidak ada beras semacam itu di Pasar Cibinong.
“Apalagi saya tahu dari berita di televisi, tapi di sini tidak ada. Kalau pun ada yang menawarkan pasti saya tolak,” kata Linawati.
Pendapat serupa dikemukan distributor beras di Pasar Cibinong, yang juga mengaku baru mendengar kabar tentang beras plastik.
Untuk memastikan beras palsu atau asli, Mentan dan Mendag mengatakan telah berkoordinasi dengan Badan POM untuk melakukan pengujian secara laboratorium. Bahkan Mentan menegaskan agar kasus tersebut disidik sampai tuntas. (advertorial)