News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Akhir November, Tulungagung Pasok Jagung 54 Ribu Ton

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tulungagung, Jawa Timur, Kemi Durachman saat berada di Ds. Bangun Jaya, Kec. Pakel, Kab. Tulungagung, Jatim, Jumat (6/11/2015). Produksi jagung di wilayah tersebut tercatat sangat memuaskan pada tahun 2015.

TRIBUNNEWS.COM – Produksi jagung Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur hingga September 2015 tercatat surplus. Per September 2015, realisasi luas tanam jagung Tulungagung mencapai 47.831 ton per September dari sasaran 41.928 ton tahun ini.

Bila dilihat dari luas areal tanam Juli-Agustus 2015 mencapai 8.355 hektar, luas panen bulan November diperkirakan mencapai 8.020 hektar.

Sementara produksi jagung di Tulungagung rata-rata mencapai 6,8 ton per hektar, maka produksi jagung pada saat panen bulan November akan mencapai 54.536 ton.

Kabid Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tulungagung, Kemi Durachman mengatakan, wilayah Tulungagung sangat potensial untuk komoditas jagung karena terdapat bukit-bukit yang sangat cocok bila dimanfaatkan secara maksimal.

"Saat musim kemarau, petani sini banyak yang beralih menanam jagung. Namun bila kita manfaatkan lahan-lahan yang ada di perbukitan, kita akan dapat menanam jagung terus-menerus tanpa menunggu musim kering," ungkap Kemi saat diwawancara di Desa Bangun jaya, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (6/11/2015).

Varietas jagung yang ditanam di Tulungagung antara lain jagung Hibrida seperti Pioneer 31, Pioneer 35, BISI 816, dan lain sebagainya.

Varietas-varietas ini rata-rata mampu berproduksi 6-6,8 ton per hektar.

Kemi menambahkan, bila diizinkan, pihaknya siap mengajukan penambahan luas areal tanam jagung hingga 4.000 hektar.

Menurutnya, untuk mendapatkan tambahan lahan tersebut mudah didapatkan terutama di wilayah perbukitan.

"Potensi jagung di Tulungagung sangat bagus, kami sangat siap bila diberi izin memperluas areal tanam jagung exsisting hingga 4.000 hektar. Lahan-lahan itu mudah kami dapatkan karena memang sudah tersedia," ujar Kemi.

Saat ini, harga jagung di Tulungagung mencapai Rp 3.250 per kilo gram di tingkat petani bila ditebaskan langsung ke tengkulak sebelum panen.

Sedangkan yang sudah dalam bentuk pipilan kering mencapai Rp 4.050 per kilo gram.

Ketua Kelompok Tani Lohjinawi, Nuryadin mengungkapkan, kenaikan harga jagung ini terjadi dalam kurun waktu dua minggu belakangan ini.

Dari harga Rp 3.500 naik menjadi Rp 3.600 dan berangsur-angsur merangkak hingga Rp 4.000 per kilo gram dalam bentuk pipilan kering.

"Harga saat ini memang bagus, petani sangat diuntungkan. Tapi belum tentu nanti saat panen November-Desember tetap seperti ini. Biasanya saat stok melimpah harga langsung terjun bebas," ungkap Nuryadin.

Untuk mengatasi anjloknya harga saat panen raya Desember nanti, Nuryadin bersama kelompok taninya berencana menerapkan strategi menahan hasil panen untuk dijual pada Januari atau Februari tahun depan.

"Kami berencana akan menjualnya awal tahun depan bila harga benar-benar jatuh. Tapi bila harga normal-normal saja, ya pasti akan dijual saat panen raya akhir November atau awal Desember nanti," pungkas Nuryadin.

Tingginya harga jual jagung di Tulungagung ini ternyata memicu Kabupaten tetangga menjual produksi jagungnya.

Di penggilingan jagung Sri Rejeki misalnya, sudah masuk sedikitnya 19 ton jagung dari Ponorogo.

Pemilik penggilingan Sri Rejeki, Wari mengatakan pasokan jagung dari Ponorogo ini akan didistribusikan ke Blitar yang memang selalu kekurangan pasokan jagung untuk pakan ternak.

"Di perbatasan Tulungagung dan Blitar permintaan jagung sangat tinggi, di sana memang banyak peternak-peternak ayam. Penggilingan ini akan menerima jagung dari mana saja asal harganya menguntungkan," ujar Wari. (advertorial)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini