TRIBUNNEWS.COM – Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) Nasional tahun 2015 yang berlangsung 3-4 Juni 2015 di Jakarta, menekankan peningkatkan koordinasi dan komunikasi antara pusat dan daerah.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono mengatakan peningkatan koordinasi dan komunikasi tersebut diharapkan membuat program tidak saling tumpang tindih.
“Ini menjadi catatan penting bagi kita semua agar memperhatikan hal tersebut untuk penyuluh dan tenaga lapangan di daerah, sehingga alokasi di tahun 2016 untuk kedaulatan pangan dapat terserap optimal,” ujarnya.
Selain peningkatan koordinasi dan komunikasi, poin penting lain yang dibahas dalam Musrenbang Nasional Kementan 2015 adalah kriteria calon lokasi program daerah. Menurut Hari, para kepala dinas atau pelaksana pembangunan pertanian harus memahami target dan program prioritas di tahun 2016.
“Mereka memahami kriteria yang akan menjadi calon lokasi program daerah. Setelah Musrenbangtan Nasional ini, mereka memproleh masukan mengenai beberapa kendala di lapangan. Sekembalinya ke daerah, mereka lebih memantapkan perencanaannya dengan lebih baik lagi, agar masalah di 2015 seperti keterlambatan pelaksanaan dapat dicegah,” jelas Hari.
Musrenbangtan yang digelar dua hari di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta tersebut berhasil menghasilkan 11 rumusan. Satu poin rumusan yang paling menonjol adalah soal upaya pencapaian kedaulatan pangan di bidang padi, jagung dan kedelai.
Kementan sendiri telah melakukan Program Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan tiga komoditi tersebut. Selain itu, perbaikan irigasi, produksi dan pendistribusian pupuk, benih dan alat mesin pertanian juga terus digalakkan Kementan dengan Amran Sulaiman sebagai menteri. (advertorial)