News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gapoktan Ngudi Luhur, Pengembang Salak Nglumut yang Terkenal

Penulis: Sponsored Content
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Saat ini Gapoktan Ngudi Luhur memiliki lahan hampir 200 hektar. Total produksi salaknya sendiri besar, 50 ribu ton per tahun.

TRIBUNNEWS.COM – Tak ada yang menyangka Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Luhur yang berdiri sejak 2007 dapat mengembangkan salak nglumut yang terkenal sampai ke Tiongkok.

Hal itu terungkap sejak awal tahun 2015. Gapoktan Ngudi Luhur yang memiliki lima kelompok tani yang tersebar di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ini terkenal berkat salak nglumut.

Lahan pertanian salak nglumut yang dikelola Gapoktan Ngudi Luhur luas, hampir 200 hektar. Sejak September 2009, salak nglumut hasil Gapoktan Ngudi Luhur diekspor ke Tiongkok berkat kerjasama berbagai pihak.

“Selama hampir enam tahun, total ekspor salak kami ke Tiongkok mencapai 1 juta ton. Ke depan, kami berencana ekspor ke Swiss dan beberapa negara Eropa lainnya,” papar Kepala Desa Kaliurang, Kiptiah pada awal tahun 2015.

Salak nglumut yang dikembangkan para petani teladan itu sendiri berasal dari lahan pertanian organik. Banyak orang mengatakan salak nglumut khas, rasanya lebih segar dibanding salak lainnya.

Tak heran, berkat rasanya yang unik itulah salak nglumut pernah diteliti langsung para petani Malaysia.

“Tekstur daging salak di sini lebih keras sehingga rasanya khas. Mungkin karena ditanam secara organik,” ujar Nina, salah seorang petani Malaysia yang pernah berkunjung ke Gapoktan Ngudi Luhur dan melihat salak nglumut.

Sementara untuk produksinya sendiri juga cukup besar. Tercatat, lahan pertanian di Kecamatan Srumbung mampu menghasilkan salak sebanyak 50 ribu ton per tahun.

Saat ini Gapoktan Ngudi Luhur juga telah cukup berkembang. Alat pembersih salak modern telah dimiliki oleh mereka.

Ke depannya, mereka berencana mendirikan packing house sehingga salak hasil panen dapat langsung dikemas tanpa lewat pihak ketiga.

Dengan adanya jenis salak nglumut yang mampu berbicara di tingkat dunia inilah, keberadaan pertanian organik harus menjadi perhatian bersama.

Kementerian Pertanian pun senantiasa mendorong keberadaan pertanian organik lain di seluruh Indonesia, sehingga beragam jenis dan varietas hasil tani dapat terus berkembang di masa depan. (advertorial)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini