TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertanian terus membantu meningkatkan mutu pala nasional mulai dari hulu hingga hilir agar mampu bersaing di pasar internasional terutama Uni Eropa.
"Bantuan teknis dan pengetahuan pasca panen sangat penting, sudah menjadi komitmen kita untuk terus membantu mereka," kata Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian (P2HP Kementan) Yusni Emilia Harahap, Jumat (26/6/2015).
Pihak Kementerian Pertanian mengunjungi Sulawesi Utara guna meninjau perkebunan dan perkembangan komoditi pala yang selama ini telah diekspor ke Eropa.
Menurut Yusni, Indonesia selama ini dikenal sebagai pemasok utama pala ke Eropa. Jumlahnya bisa mencapai lebih 50 persen dari total impor di kawasan itu.
Namun demikian, tambahnya, peluang ekspor tersebut bukan berarti tak ada hambatan, mengingat saat ini pala Indonesia yang akan masuk ke Eropa ada yang mengandung jamur aflatoksin yang bisa membahayakan manusia.
"Oleh sebab itu, Kementan menilai perlu memberikan bantuan teknis kepada semua pihak agar pala nasional tak terus menerus ditolak pasar Eropa," katanya.
Berdasarkan data dari Rapid System Alert System on Food and Feed (RASF), sejak 2009-2012 Indonesia telah menerima 21 notifikasi terkait kandungan aflatoksin untuk pala ke Eropa.
Yusni menegaskan notifikasi tersebut hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemangku kepentingan agar pala Indonesia tak selalu mendapat hambatan.
"Apalagi sejumlah negara pesaing seperti Granada juga terus berupaya meningkatkan ekspor pala. Hal ini harus kita waspadai bersama," katanya.
Selain bantuan dari Kementan, EU Food and Veterinary Office juga telah melakukan inspeksi ke Indonesia untuk memverifikasi sistem pengawasan keamanan pangan.
Sejauh ini Indonesia merupakan produsen dan eksportir pala terkemuka dunia dengan penguasaan pangsa pasar global sekitar 75 persen.
Selain itu, Indonesia juga merupakan pemasok paling penting di kawasan Eropa di mana mengisi 80 persen dari total impor.
Kurang lebih 75 persen dari total ekspor pala Indonesia berasal dari Sulawesi Utara, termasuk Kabupaten Sitaro yang terkenal dengan komoditi Pala Siau. (Advertorial)
Kementerian Pertanian Terus Tingkatkan Mutu Pala
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger