TRIBUNNEWS.COM – Kabar kedaulatan pangan dari berbagai daerah di Indonesia terus terdengar. Tak terkecuali dari Sulawesi Utara yang terletak di timur Indonesia.
Di kota yang mempunyai julukan ‘Kota Seribu Gereja’ tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Manado mengadakan kunjungan ke Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) pada Rabu (12/8/2015) lalu.
Kunjungan itu dilakukan atas dasar meninjau program Upaya Khusus (UPSUS) tiga komoditi khusus, yakni padi, jagung, dan kedelai.
Menurut Kepala Seksi Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Manado, Bungin Lamba, kunjungan ini merupakan lanjutan dari program pemerintah pusat. Tiga komoditi yang menjadi sasaran program UPSUS itu memang harus dikembangkan.
Pihaknya sendiri, menurut Bungin, terus memantau para petani untuk meningkatkan produksinya. “Kami memantau perkembangannya mulai dari pengolahan, pengairan, dan bibit,” tuturnya.
Diharapkan Bungin, setelah ada program UPSUS dari pemerintah pusat, produksi pertanian akan meningkat secara signifikan. Misalnya 5 ton per hektar meningkat menjadi 7 ton per hektar.
Selain itu, ia pun mengharapkan dengan target kedaulatan pangan yang dicanangkan Kementerian Pertanian, Indonesia tidak perlu lagi banyak mengimpor berbagai komoditi pertanian.
Selain di Bolsel, gaung kedaulatan pangan juga terdengar dari Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Dalam kunjungannya ke kabupaten tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Manado melakukan pendampingan kepada para petani agar menyukseskan kedaulatan pangan.
Pendampingan itu dilakukan dengan beragam cara. Di antaranya memberikan bantuan benih padi, jagung, dan kedelai saat kegiatan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) kepada kelompok tani, memberikan dana bantuan, serta membangun saluran irigasi di Kecamatan Kotabunan. (advertorial)