News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gapoktan Bina Tani, Contoh Petani Sukses di Papua

Penulis: Sponsored Content
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mendampingi Presiden RI Joko Widodo melakukan panen raya padi menggunakan combain Harvester di Dusun Wapeko, Distrik Kurik, Merauke, Minggu (10/5/2015). Kabupaten Merauke merupakan daerah di Papua yang memiliki potensi pertanian menjanjikan.

TRIBUNNEWS.COM – Selama ini banyak masyarakat umum menganggap Papua cuma memiliki kekayaan alam berupa tambang dan emas. Padahal di balik itu semua Papua juga memiliki potensi yang cukup menjanjikan di bidang pertanian.

Kabupaten Merauke yang terletak di bagian paling timur Indonesia merupakan contohnya. Dengan iklim tropis dan rata-rata curah hujan 1.350 mm per tahun, Merauke dapat menjadi sentra pengembangan padi di Papua.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian pun tidak menyia-nyiakan potensi yang ada di sana. Selain menjadikan wilayah itu sebagai lumbung pangan nasional, berbagai bantuan berupa dana pun dikucurkan.

Melalui program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), dana sebesar Rp 100 juta telah memberi jalan keluar bagi para petani di Merauke untuk mengembangkan lahan pertanian lebih maksimal.

Salah satunya Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bina Tani. Mereka memanfaatkan dana PUAP dari Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

Gapoktan Bina Tani terletak di Kampung Amun Kay, Kabupaten Merauke, Papua. Pada awalnya Gapoktan tersebut memiliki kendala. Modalnya dan tenaga kerjanya terbatasnya. Lahan pertanian seluas 770 hektare pun tidak tergarap maksimal.

Namun, pelan tapi pasti, perubahan positif pun terjadi. Pada tahun pertamanya Gapoktan Bina Tani berhasil membukukan laba sebesar Rp 6 juta berkat program PUAP.

Ketua Gapoktan Bina Tani Widy S Rianto mengatakan PUAP merupakan program yang tepat. Alasannya, petani di Kampung Amun Kay sangat membutuhkan modal untuk biaya pengembangan pertanian.

Selain itu, adanya dana itu juga membuat petani bisa menyewakan alat mesin pertanian (alsintan) secara berkala pada petani lain.

Jasa penyewaan alsintan tersebut sangat membantu petani lainnya mengolah lahan pertanian. Selain cepat, jasa penyeweaan itu juga murah dan sangat terjangkau oleh petani.

Gapoktan Bina Tani sendiri baru didirikan 27 April 2008 atas prakarsa para petani yang tergabung dalam 9 Kelompok Tani. Selain berusaha meningkatkan produktivitas petani, Gapoktan Bina Tani juga memiliki kegiatan lain seperti usaha pinjam untuk biaya operasional peternakan, pertanian, pengolahan hasil pertanian dan bakulan.

Selain itu, pertemuan rutin anggota juga sering dilakukan secara berkala. Dalam kesempatan tersebut para anggota dapat saling bertukar informasi, pengetahuan, pengalaman, dan menjadi ajang koordinasi antar anggota dan pengurus Gapoktan.

Di samping itu, berbagai kerjasama dengan pihak lain pun dilakukan. Misalnya kerjasama dengan Tim Teknis Kabupaten yang diketuai Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. Dalam kerjasama tersebut dibahas soal peningkatan pelayanan pembinaan di bidang pertanian di Merauke.

Adanya berbagai kegiatan positif tersebut tentunya sangat bermanfaat bagi Gapoktan Bina Tani. Kapasitas produksi pertaniannya diharapkan dapat terus berkembang dari hari ke hari.

Hingga saat ini Gapoktan Bina Tani sendiri terus berkembang lebih maju. Para anggotanya yang terdiri dari petani pemilik, petani penggarap, buruh tani atau rumah tangga tani terus belajar meningkatkan hasil produktivitas pertaniannya sehingga kesejahteraannya ikut terdongkrak. (advertorial)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini