TRIBUNNEWS.COM – Tidak ada yang menyangka sosok penyuluh pertanian begitu penting di Papua. Kawasan yang berada di ujung paling timur Indonesia itu seolah-olah terlupakan dalam hal pertanian.
Padahal kenyataannya tidak demikian. Begitu banyak sosok petani teladan dan penyuluh pertanian yang mengembangkan pertanian di sana. Hasil kerja mereka mengagumkan. Banyak lahan pertanian dan komoditi yang semula tandus menjadi subur oleh aneka tanaman dan sayuran.
Salah satu sosok penyuluh pertanian itu bernama Timotius Serenem. Ia putra daerah asli Papua, tepatnya di Merauke. Sejak remaja ia memang sudah tekun bergerak di bidang pertanian.
Hal itu dibuktikan dengan sekolah yang ia pilih saat remaja, yakni SPP/SPMA Negeri Manokwari yang berkutat di bidang pertanian. Dari sanalah ketertarikannya terhadap bidang pertanian semakin bertambah luas.
Meski tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ia pun percaya diri melamar menjadi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) pada tahun 1985. Sejak empat tahun berprofesi sebagai penyuluh pertanian berstatus honorer, Timotius pun diangkat menjadi PNS dengan pangkat Pengatur Muda (II/a).
Di sanalah karirnya mulai berjalan mulus sebagai penyuluh pertanian. Ia berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain di Papua mengembangkan aneka jenis pertanian. Mulai dari WKPP Sky Line, WKPP Wembi Desa Workwana, WKPP Nafri, dan WKPP Koya Tengah.
Di tempat terakhirlah karir Timotius mendapat cahaya yang paling terang. Di sana ia mengembangkan berbagai komoditi seperti pisang, keladi, dan jagung. Hasilnya sangat memuaskan. Aneka komoditi yang ia olah bersama para petani berhasil dipasarkan ke Kota Jayapura. Bahkan, tanaman keladinya mampu keluar hingga mencapai Kabupaten Sorong.
Apa resep rahasia Timotius sampai berhasil sebagai penyuluh pertanian?
Ternyata semua itu sederhana. Timotius hanya bekerja keras mengajak para petani asli Papua membentuk kelompok tani. Setelah berhasil, berbagai kelompok tani itu digabungkan dalam satu Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) bernama Cahaya Mulia.
Dengan adanya petani yang telah terorganisir dalam satu lembaga, Timotius tidak lagi kesulitan mengatur dan mengembangkan sumber daya petani. Semua itu bermuara pada meningkatnya kualitas dan kuantitas produksi pertanian.
Selain itu, Timotius pun tergolong berhasil beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Ia tidak merasa kesulitan sama sekali karena merupakan putra daerah Papua asli. Pengenalan medan yang relatif mudah seperti itu menjadi kunci sukses tersendiri bagi Timotius.
Berkat prestasinya mengembangkan pertanian di Papua, Timotius mendapat penghargaan dari pemerintah daerah setempat. Mereka memilih dan mengusulkannya menjadi Penyuluh Pertanian PNS Teladan ke Tingkat Provinsi dan Nasional.
Pihak pemerintah pusat yang diwakili Kementerian Pertanian pun menganugerahinya sebagai penyuluh teladan tahun 2015. Semua itu diperoleh Timotius berkat kerja kerasnya yang tidak kenal kata menyerah. (advertorial)