News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

ARAM-II Indikasikan Pasokan Beras Cukup

Penulis: Sponsored Content
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi beras di gudang Bulog.

TRIBUNNEWS.COM – Pasokan beras nasional diprediksi cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal itu terlihat dari data Angka Ramalan II (ARAM II) yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Nasional (BPS) pada Senin (2/11/2015) lalu.

Dalam data tersebut, dinyatakan produksi padi mencapai 74,99 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Jika setelah dikurangi 7,3% gabah untuk penggunaan lain dan susut panen, maka akan diperoleh 69,52 juta ton gabah yang siap diolah menjadi beras.

Jika menggunakan konversi gabah ke beras sebesar 62,74%, maka produksi beras mencapai 43,61 juta ton.

Hal itu tentunya merupakan kabar gembira bagi dunia pertanian Indonesia. Pasalnya produksi tersebut tercatat lebih tinggi dibanding tahun 2014 yang hanya 41,20 juta ton.

Dengan adanya produksi yang lebih besar tersebut membuat pasokan beras berlebih. Menurut catatan Kementerian Pertanian, konsumsi beras hanya akan mencapai 31,90 juta ton, sementara penggunaan beras untuk non pangan mencapai 1,45 juta ton.

Adanya pasokan berlebih tersebut membuat masyarakat tidak perlu khawatir kesulitan menemukan pasokan beras.

Pasokan akan tersebar di berbagai titik, seperti Bulog, pedagang, pengumpul, penggilingan, grosir, koperasi, pengecer, hingga supermarket.

Sementara guna mencukupi stok dan cadangan pangan nasional, Kementerian Pertanian mengharapkan Bulog menyerap beras petani saat musim panen di lokasi sentra padi yang tepat.

Idealnya, Bulog menyerap beras petani sebesar 12% dari kebutuhan konsumsi atau sekitar 3,5 juta ton.

Dengan demikian, stok pada akhir tahun akan mencapai 1,5 juta ton.

Di sisi lain, aspek distribusi pun harus mendapat perhatian yang cukup. Pasalnya jumlah pasokan beras akan berfluktuasi antar musim panen dan gadu.

Selain itu, antar wilayah produksi sentra beras dan non-sentra beras juga memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal produksi.

Sistem distribusi yang baik dan lancar merupakan kunci agar pasokan beras mengalir dari daerah sentra ke daerah yang membutuhkan beras.

Jika terdapat hambatan distribusi, sudah pasti ketersediaan dan pasokan beras di wilayah tertentu akan terganggu. (advertorial)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini