News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banyuwangi, Daerah Percontohan Produksi Kedelai Varietas Unggul Baru

Penulis: Sponsored Content
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dengan produksi 3 ton/ha, Banyuwangi dapat menjadi sentra produksi kedelai nasional. Hal itu tidak lepas dari inovasi Varietas Unggulan Baru (VUB) Kementan.

TRIBUNNEWS.COM – Produksi kedelai Indonesia mencapai titik terang yang baru dalam beberapa pekan terakhir. Pasalnya terdapat berbagai macam Varietas Unggul Baru (VUB) yang bisa meningkatkan produksi kedelai nasional.

Satu daerah yang menjadi percontohan penanaman kedelai VUB adalah Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten yang terletak di ujung timur Provinsi Jawa Timur itu memiliki potensi yang sangat besar untuk mendongkrak produksi kedelai Indonesia.

Saat ini produksi kedelai VUB di sana mencapai rata-rata 3 ton per hektare. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibanding rata-rata produktivitas kedelai di Jawa Timur yang mencapai 1,6 ton per hektare.

Bahkan, produktivitas kedelai nasional pun mampu dilewatinya. Produksi kedelai nasional tercatat hanya mampu mencapai 1,5 ton per hektare.

Menurut Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian, Maman Suherman, produksi kedelai sebesar itu didapat dari lahan seluas 100 hektare.

Adapun jenis VUB yang ditanam mencapai 10 jenis. Mulai dari Burangrang, Dega 1, Dena 1, Devon 1, GH toleran genangan 8, GH  toleran genangan 10, Argomulyo, Dering 1, Grobogan, dan Anjasmoro.

Dari 10 VUB  tersebut, Maman menyebutkan, Dena 1 tercatat menjadi unggulan para petani kedelai. Penanaman kedelai menggunakan Dena 1 dapat menghasilkan produksi 3,55 ton per hektare.

Produktivitas yang besar itu tentu mendorong pertanyaan berkembang lebih jauh. Apa latar belakang yang mendasari kesuksesan kedelai VUB di Banyuwangi tersebut?

Menurut Kepala Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian, Didik Hernowo, bibit kedelai VUB sangat cocok ditanam di atas lahan yang tersinari panas matahari yang tinggi.

Hal itu memang terasa sangat wajar. Pasalnya Banyuwangi merupakan daerah dengan intensitas panas matahari yang cukup tinggi dibanding daerah lainnya di Jawa Timur.

Selain itu, VUB yang ditanam di Banyuwangi juga tahan terhadap berbagai penyakit yang sering menyerang tanaman kedelai.

Penyakit karat daun dan hama pengerek polong yang seringkali menjadi momok petani kini tidak ada lagi di sana.

Agar produktivitas kedelai VUB Banyuwangi terus terjaga konsisten, Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian pun terus memberikan pendampingan intensif terhadap petani.

Satu caranya melalui pelaksanaan pelatihan teknologi. Selain itu, mereka juga mengingatkan petani perihal waktu pemupukan yang tepat waktu.

Di sisi lain, produktivitas kedelai VUB yang besar itu ditopang dengan pemrosesan bibit yang berlaku untuk jangka panjang. Bibit VUB tercatat merupakan bibit pokok, bukan hibrida. Oleh karena itu biji kedelai hasil panennya bisa ditanam kembali sebagai bibit baru.

“Jadi petani tidak perlu bingung untuk mendapatkan bibit VUB untuk jangka panjang,” ujar Didik.

Sementara jika dilihat dari total produksi kedelai, Banyuwangi memang tercatat mengalami peningkatan yang positif dari tahun ke tahun. Pada 2012 produksinya mencapai 58.648 ton, tahun 2013 67.441 ton atau tumbuh 15 persen. Sementara pada 2014 pertumbuhannya mencapai 21,7 persen.

Dengan jumlah produksi tersebut, Banyuwangi telah memasok 21,7 persen produksi kedelai Jawa Timur. Ditambah dengan penanaman kedelai VUB, produktivitas kedelai di sana diharapkan dapat meningkat pesat dalam waktu cepat. Bahkan, bukan tidak mungkin Banyuwangi akan menjadi sentra kedelai nasional.

Kementerian Pertanian sendiri bersama pemerintah daerah setempat telah menyalurkan bantuan bibit VUB kepada petani kedelai di Banyuwangi. Kecamatan yang mendapat bantuan adalah Tegaldlimo, Purwoharjo, Cluring, Bangorejo dan Pesanggaran.

Dengan adanya kedelai VUB di Banyuwangi tersebut, dapat dikatakan produk pertanian Indonesia bisa lebih maju dibanding tahun-tahun sebelumnya. Produksi yang besar, kualitas yang terjaga, serta petani yang sejahtera merupakan tiga hal utama yang terus diperhatikan Kementerian Pertanian sampai saat ini jika bicara tentang kedelai. (advertorial)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini