Nah, faktanya sang gigi patah kini telah dicabut. Artinya.berikutnya musti dipikirkan soal pemulihan kesehatan jaringan di area bekas sang gigi, serta pemilihan gigi palsunya.
Apapun pilihannya, haruslah sesuai indikasi, dan dilakukan berdasarkan prosedur bakunya. Apakah itu gigi tiruan lepasan, gigi tiruan jempatan, maupun implant gigi (prosedur penanaman gigi).
Berikut ini saya silakan menyimak kembali artikel lama saya terkait. Klik di sini ya.
Semoga dapat berikan manfaat dalam menimbang pilihan jenis gigi palsu yang sesuai. Setelah sebelumnya sang dokter memeriksa dengan lebih teliti dan mempertimbangkan pilihan yang sesuai.
Dan terkait dua gigi di sebelah gigi patah yang telah dicabut tersebut, andai masih ada dan memungkinkan, saya pribadi menyarankan agar gigi dirawat, dipulihkan kesehatan dan keberadaannya dalam rongga mulut, ya Kak. Gigi dan jaringan pendukungnya. Jaringan keras, sekaligus jaringan lunaknya. Minimal, prosedur pemeriksaan foto rontgen menjadi penting di sini. Karena merupakan salah satu pendukung penting dalam mendeteksi kondisi jaringan yang tidak kasat mata. Baik gigi maupun jaringan pendukungnya.
Bila semuanya mendukung, maka tahapan prosedur tindakan pemulihan kesehatan seluruh jaringan terkait dapat direncanakan sesuai kondisi. Tindakan dapat dilakukan berbarengan untuk satu dua tindakan lain, maupun berurutan. Di antaranya perawatan gigi secara individual, tindakan penguatan/stabilisasi gigi dalam kantongnya di rahang, termasuk upaya pemulihan maupun tindakan membangun kembali kondisi rahang baik melalui tindakan operatif maupun replantasi tertentu.
Pada kasus tertentu, ketika kegoyahan gigi dalam derajat ringan, dan kondisi gigi maupun jaringan pendukungnya baik/masih dalam grade sehat karena gangguannya ringan, maka tanpa perawatan khususpun kondisinya dapat pulih secara alamiah. Tanpa berimbas terjadinya maloklusi di kemudian hari. Meski demikian, upaya perawatan pendukung standard seyogyanya tetap ditempuh. Semisal menjaga agar tidak digunakan untuk menggigit keras terlebih dahulu hingga stabil dan sembuh, serta mengkonsumsi beberapa multivitamin serta suplemen pendukung tertentu.
Nah, soal anomali bau mulut pasca pemakaian gigi palsu, perlu ditelusuri penyebab dan pencetusnya dengan teliti. Karena timbulnya aroma tidak sebab tersebut bisa saja bermuasal dari proses fermentasi/pembusukan sisa makanan yang mungkin terselip antara bagian gigi palsu dengan mukosa mulut kita.
Itulah mengapa penting dicermati untuk rutin menjaga kebersihan gigi palsu sesuai petunjuk yang diberikan oleh dokter gigi, serta mengontrolkannya. Sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang mungkin saja menjadi faktor pencetus terakumulasinya sisa makanan dalam pemakaian gigi palsu dimaksud.
Dan perlu dicermati bahwa dengan ataupun tanpa pemakaian gigi palsu, problem bau mulut bisa kita derita.
Berikut ini salah satu artikel saya terkait aroma mulut tidak sedap, yang dipublish di tribunnews. Silakan menyimaknya, klik di sini.
Demikianlah, Kak.. semoga apa yang saya sampaikan ini dapat bermanfaat, salam sehat dari saya.