TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin kembali bermasalah. Pasien cuci darah harus menunggu berjam-jam karena tidak adanya alat cuci darah berupa slang dialiser.
Pihak rumah sakit menyatakan slang dialiser, sarana penunjang alat cuci darah mengalami keterlambatan pengiriman dari distributor di Jakarta. Akibatnya, seorang pasien, sebut saja Yono, peserta BPJS asal Kapuas, Kalteng sempat disaput rasa cemas.
"Satu jam saja terlambat cuci darah sudah waswas. Karena itu menyangkut hidup dan mati. Bahkan, kalau terlambat cuci darah tidak dua kali seminggu bisa meninggal," ucap pegawai negeri sipil (PNS) di Kapuas itu
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Achmad Rudiansyah sempat terkejut kembali tidak tersedianya alat penunjang medik di RSUD Ulin. "Saya baru tahu dari anda soal itu," ucapnya, kepada Banjarmasin Post (Tribunnews.com Network).
Namun Rusdiansyah mengaku lega karena RSUD Ulin sudah dapat mengatasi kosongnya alat penunjang cuci darah berupa slang dialiser. Bahkan dia menghargai upaya RSUD Ulin mendatangkan alat itu melalui jalur udara.
Dia yakin pihak RSUD Ulin berupaya maksimal dalam hal pelayanan kepada masyarakat. "Bukan berarti membela RSUD Ulin, tetapi saya yakin demikian. Inilah resiko mendatangkan alat-alat penunjang medik dari luar. Umumnya terjadi karena suplier membagi ke rumah sakit yang ada di provinsi lain juga," katanya..
Slang Dialiser Kosong, Pasien Cuci Darah Gelisah
Editor: Anita K Wardhani
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger