TRIBUNNEWS.COM - Penyebab herpes zoster adalah virus cacar air yang tetap berada dalam sel saraf seseorang dan tidak aktif. Virus ini bertahun-tahun kemudian dapat muncul kembali dalam bentuk herpes zoster. Virus yang menjelma dalam bentuk baru ini dan bisa menyebabkan komplikasi, salah satunya pada saraf mata.
Herpes zoster yang menyerang mata disebut juga dengan Herpes Zoster Opthalmicus (HZO). Penting sekali melakukan terapi herpes zoster sedini mungkin, terutama bila Anda berusia di atas 50 tahun.
“Hampir semua pernah mengalami cacar air pada waktu kecil. HZO ini merupakan reaktivasi dari virus varisela yang melibatkan cabang oftalmika dari saraf pusat otak dan biasanya hanya menyerang satu sisi wajah,” kata dr Lukman Edwar, SpM (K), konsultan infeksi imunologi Departemen Mata FKUI-RSCM dalam acara diskusi media “Waspadai Bahaya Herpes Zoster pada Mata” di Jakarta, Rabu (10/12/14).
Ia menjelaskan, saraf pusat otak (kranial) memiliki 12 cabang, dan salah satunya terhubung ke bagian wajah yang ujungnya merupakan saraf sensoris. Serabut saraf ini termasuk di daerah kulit kelopak mata, dahi, dan hidung.
"Ada serabut saraf yang masuk ke kornea mata, jadi kalau infeksi virusnya kena kornea maka bekasnya akan permanen," kata Lukman.
HZO yang melibatkan kornea dapat menimbulkan gejala sisa berupa parut yang berwarna putih sehingga pasien akan mengeluh silau atau gangguan penglihatan.
Dengan penanganan dini, kebanyakan HZO dapat sembuh dan tidak meninggalkan gejala sisa bila diberikan terapi antivirus tepat waktu.
“Herpes zoster pada mata tidak dapat diprediksi kapan terjadinya, namun jika muncul gejala berupa benjolan kecil yang berisi cairan di sekitar mata satu sisi, disertai demam, sakit kepala dan nyeri maka dipastikan itu pasti herpes zoster,” katanya.
Pencegahan
Herpes zoster sebenarnya dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi. Walau begitu, ternyata vaksinasi yang diberikan tidak dapat menjamin seseorang bebas dari virus ini.
“Dampak vaksin hanya mengurangi risiko dua sampai tiga kali terkena herpes zoster dan mengurangi nyeri pasca HZO. Selain itu, vaksin hanya membantu untuk mencegah keparahan serta penyebaran virus ke organ lain,” kata Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD, Kger, FINASIM, Ketua Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia.
Siti menjelaskan, semakin tua umur seseorang, maka makin menurun pula fungsi organ dan imunitasnya sehingga ia rentan mengalami berbagai penyakit infeksi, salah satunya herpes zosterini. Untuk itu, dibutuhkan tindakan lainnya untuk bisa mencegah HZ ini dari diri sendiri, seperti menjaga pola istirahat dan pola makan agar sistem imun stabil. (Kompas.com, Eva Erviana)